LOBAR—Tradisi Perayaan Lebaran Topat siap digelar kembali Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Barat (Lobar) 7 April 2025 mendatang. Pusat acara akan berlangsung digelar di pantai Duduk 3 Desa Batulayar Kecamatan Batulayar.

“Selain atraksi kesenian, tahun ini kita kolaborasi dengan pelaku usaha pariwisata dan seluruh desa se-Batulayar. Nanti juga akan ada Parade Topat yang akan diikuti desa-desa,” terang Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat, Agus Gunawan,(3/4).

Seperti biasanya, tradisi masyarakat Lombok Barat (Lobar) itu dimulai dengan Ziarah Makam di Makam Batulayar dan dilanjutkan dengan kegiatan hiburan dan atraksi kesenian di Pantai Duduk 3, Kecamatan Batulayar. Tradisi yang dilaksanakan enam hari setelah Idul Fitri tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat muslim Sasak. Perayaan Lebaran Topat ini memiliki posisi yang sangat istimewa. Masyarakat Sasak menyebut perayaan ini sebagai “Lebaran Nine” (lebaran perempuan), yang dipandang sebagai pasangan dari “Lebaran Mame” (Idul Fitri). Penyebutan ini bukan sekadar istilah, melainkan mencerminkan filosofi keseimbangan dalam pandangan hidup masyarakat Sasak.

Seiring berjalannya waktu, tradisi lebaran topat di Lombok tidak hanya menjadi perayaan keagamaan, tetapi juga berkembang menjadi momentum penting dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat.

Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Lobar Irman Sumantri memaparkan, tempat perayaan lebaran topat yang sekarang ini merupakan tempat yang semula. Kenapa kembali ke tempat semula, karena kemarin pada saat rapat persiapan lebaran Topat, ada evaluasi dari Majlis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Batulayar.

Dimana MUI mengatakan bahwa pakem pelaksanaan lebaran Topat kurang pas kalau digelar di pantai tanjung bias,” Ada evaluasi dari MUI Kecamatan, makanya kita kembali pelaksanaan lebaran Topat ke pantai Duduk yang sekarang,”ujarnya.

Masukan dari MUI dan tokoh masyarakat menjadi pertimbangan pada saat rapat, dimana pakem pelaksanaan lebaran Topat ada di Pantai Duduk, sehingga dalam rapat persiapan diputuskan pelaksanaannya di pantai duduk. “Pakem pelaksanaan lebaran Topat ini seperti napak tilas, jadi bahwa dulu tokoh agama, tokoh masyarakat sebelum berangkat ke makam, mandi dulu di baru pergi ke Makam dan makan berama di pantai, ini yang sebenarnya menjadi konsep,” paparnya.

Dengan pelaksanaan kegiatan ke tempat semula, nanti masyarakat semakin banyak yang datang karena pelaksanaan dikembalikan kepada masyarakat, apa yang masyarakat punya silahkan dijual ditampilkan, UMKM yang ada silahkan berjualan, karena konsepnya agar pelaksanaan lebaran Topat ini bisa memberikan kesejahteraan untuk masyarakat, seperti visi Bupati saat ini sejahtera dari desa,” Kita inginkan event lebaran topat bisa memberikan peningkatan ekonomi untuk masyarakat yang ada di Desa Batulayar,” harapnya. (win)

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *