WINDY DHARMA/RADAR MANDALIKA PROSES: Wakil Gubernur NTB, Hj Siti Rohmi Djalilah saat melihat proses pembangunan SDN 4 Taman Sari, Selasa (15/6).

Bahan Baku Mudah Diperoleh dan Bertahan Hingga 100 Tahun

SDN 4 Taman Sari, Gunungsari Lombok Barat menjadi sekolah pertama di dunia yang dibangun mengunakan bahan baku plastik blok. Bangunannya pun terlihat natural dan dapat tahan hingga 100 tahun. Seperti apa? Berikut hasil liputan wartawan Radar Mandalika.

WINDY DHARMA-LOMBOK BARAT

LUAR BIASA, ini kata yang tepat diucapkan ketika melihat proses pembangunan SDN 4 Taman Sari di Desa Taman Sari, Kecamatan Gunungsari Lombok Barat (Lobar). Bukan karena kemegahannya, namun karena bahan baku yang digunakan untuk membangun gedung lima kelas. Tak seperti gedung sekolah pada umumnya yang mengunakan bata. Sekolah yang pernah rusak diterpa gempa 7,0 skala richter kini tengah dibangun mengunakan plastik blok. Bahan baku perpaduan antara plastik bekas dan serbuk kayu. Bahan baku ini diproduksi oleh Block Solutions dari Finlandia. Menjadikan SDN 4 Taman Sari menjadi sekolah plastik blok pertama di dunia, yang diinisiasi oleh Yayasan Pelita Lombok yang bekerjasama dengan Classroom of Hope (Australia) yang bermitra dengan Block Solutions (Finlandia), dan Pemerintah daerah NTB.

Sudah beberapa hari ini, para tukang memasang plasik blok itu di atas lahan seluas 10 are. Dipadukan dengan semen dan besi sebagai pondasi tiangnya. Pesangannya pun terbilang mudah dan cepat. Menurut pihak Yayasan Pelita Lombok untuk satu kelas saja dibutuhkan waktu sekitar 8 jam atau satu hari. Tak hanya itu, bahanya pun ringan namun begitu kokoh. Tak perlu meragukan kekuatannya, karena pihak perusahaan mengklaim plastik blok itu bisa bertahan hingga 100 tahun lamanya. Tak sampai itu saja warnanya yang natural dan cerah, membuat bangunan yang dibangun memiliki estetika.
Wakil Gubernur NTB Hj Sitti Rohmi Djalilah yang turun langsung melihat prosesnya dibuat kagum. Bagaimana tidak program zero waste yang terus di kampanyekan pemerintah provinsi bisa terwujud dengan pembangunan sekolah plastik bok itu. Orang nomor dua di NTB itu melihat dekat bagaimana struktur bangunan sekolah ini. Wagub saat datang Selasa (15/6), menemukan sudah ada satu ruangan yang sudah tuntas dibangun.
Usai melihat sekolah, Wagub menyambut antusias pembangunan sekolah ini yang memanfaatkan limbah pelastik. “Saya senang sekali sudah melihat bangunan sekolah yang terbuat dari blok-blok plastik,” kata Wagub.
Rohmi bersyukur manfaat sampah menjadi sumberdaya untuk manusia bisa terwujud. Karena penggunaan bata ecobrik ini sangat ringan, murah, aman saat gempa dan sangat cepat membuatnya.
“Sekolah ini saja merakit bloknya seperti lego hanya butuh waktu 5 jam, paling lama mebutuhkan waktu 1 minggu 10 hari,” katanya.
Selain itu, perempuan inspiratif NTB ini menjelaskan, penggunaan bata plastik ini memiliki keunggulan. Selain lebih ringan, harganya pun terjangkau, aman dan meminimalisir waktu. Dengan begitu, pemanfaatan sampah plastik dapat dikelola dengan baik. Rencana kedepan, Pemprov NTB tengah berkolaborasi dengan Block Solutions (Finlandia) akan membangun pabrik bata ecobrik pertama di Asia.
“Insya Allah rencana kita kedepannya akan dibangun pabrik untuk menghasilkan blok plastik, untuk mengakomodir pengelolaan sampah plastik di NTB,” kata Wagub.
Nantinya untuk pabrik akan di siapkan di STIPark yang ada di Desa Lelede Kabupaten Lombok Barat. Dengan adanya nanti pabrik ini di. NTB, pengusaha bata jangan hawatir, kalau bata tidak akan laku, justru dengan adanya pabrik bata plastik ini menjadi alternatif dalam pengelolaan. sampah plastik di NTB, yang saat ini sudah banyak sekali merusak lingkungan.
” Laut kita sudah dipenuhi oleh plastik yang mengancam kelangsungan hidup mahluk yang ada di laut, “tegasnya.
Jika pabrik ini juga bisa dibangun, nantinya ini akan menjadi pabrik pertama bata plastik di Asia. Agar ini cepat terwujud dari Pemprov NTB pasti akan suport dari segi izin dan yang lainnya, agar investor yang masuk ini bisa bekerja dengan lancar tanpa hambatan.

Sementara itu, Dev Terway selaku Investment Consultant mengatakan jika nanti ada pabrik di NTB, itu akan sangat membantu dalam upaya penanggulangan sampah, terutama sampah di plastik, karena bahan utama dari bata plastik ini adalah plastik.” Nanti kalau sudah ada di Lombok, NTB akan membantu penanganan sampah, ” katanya.
Bahan yang digunakan di Finlandia menggunakan bahan baku plastik dan serabut pohon, jika nanti ada di Lombok, akan memanfaatkan teknologi agar serabut pohon bisa diganti dengan campuran sampah berupa kulit beras, atau dari sisa pohon kelapa. ” Tapi kita akan upayakan bisa menggunakan 100 persen plastik di NTB, ” tegasnya.
Terpilihnya sekolah yang berada diatas perbukitan Medas Desa Taman sari ini tak lepas dari upayah Yayasan Pelita Lombok yang ingin membantu pemerintab dalam pembangunan sekolah terdampak gempa 2018 silam.
Ketua Pelita Foundation Lombok Satriawan Amri pun menceritakan secara singkat awal mulanya. Pembangunan sekolah ini diawali dari gempa tahun 2018. Yayasan yang berjalan di sektor pendidikan dan kebencanaa ini membantu masyarakat di Lobar saat itu. Pihaknya prihatin terhadap anak yang terdampak gempa, dengan memberikan hiburan dan pendidikan. Hingga ada keinginan untuk sekolah kembali dari anak-anak terdampak gempa saat itu, sehingga dibantu beberapa kelas darurat untuk sekolah. Temannya Satria pun berencana ingin membantu mengeksekusi program tersebut. Khususnya untuk membangun ruangan belajar darurat.
“Sejak saat itu sudah dibangun 150 ruang kelas sementara yang tersebar di Lombok Tengah, Lombok Utara, dan Lombok Barat,” jelas.
Adanya keterbatasan dana pembangunan ruangan belajar ditambah lagi dengan pandemi Covid-19 membuat niat untuk membantu membangunkan sekolah sedikit terkendala. Syukurnya ia yang saat itu memiliki teman yang berasal dari australia mau membantu. Ia mencarikan bantuan untuk pembangunan dan dikenalkan dengan pihak Block Solutions (Finlandia). Yayasan pun mengajukan izin membantu membangun ruangan belajar dengan menyertaka contoh beberapa sekolah yang dibangun.
“baru dikenalkan ke dinas dan kepala sekolah. Dilanjutkan diskusi dengan pemerintah untuk membangun tersebut. Pemerintah kooperatif untuk proses pembangunan ruangan belajar ini,” jelasnya.
Saat dibutuhkan pembangunan ruangan belajar permanen dilanjutkan dengan menggunakan bahan bangunan bata plastik daur ulang. Classroom of Hope (Australia) yang bermitra dengan Block Solutions (Finlandia).
Melihat proses pembanguna sekolah yang akan rampung membuat Kepala SDN 4 Taman Sari, Mahsun merasa senang. Karena setelah cukup lama mengunakan bangunan sekolah sementara akhirnya sekolahnya bisa dibangun permanen.
“Jadi yang memberikan bangunan sementara (yayasan pelita Lombok) yang memberikan bangunan permanen ini,” terangnya.
Bahkan ketika pihak yayan pelita fondusion itu mengajukan rencana pembangunan sekolah bahan baku daun ulang plastik itu kepada dirinya, ia tak ragu menyetujuinya. Terlebih ini mejadi yang pertama di dunia bangunan sekolah dengan bahan baku plastik blok.
“Dari dinas (Pendidikan) kabupate juga menyuruh menyambut saja dengan baik bantuan itu. Bahkan kalau bisa minta lengkap fasilitasnya,” ungkapnya.
Pihaknya berharap selain lima ruang belajar yang dibangun, bisa dibantu juga untuk satu ruang guru dan prasarana seperti bangku dan meja bagi siswa. Sehingga pada waktu pembelajaran baru dan diberlakukannya kebijkan pembelajaran tatap muka (PTM) Juli mendatang, gedung itu sudah dapat dipergunakan.
“Kita sambut dengan baik, antusias juga anak-anak dengan adanya pembangunan seperti ini semakin bergairah untuk belajar. Soalnya sebelumnya kita belajar dialam terbuka,” pungkasnya.(*)

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *