PRAYA – Pembangunan kereta gantung Rinjani segera terwujud. Pasalnya, ground breaking atau peletakan batu pertama pembangunan dijadwalkan 18 Desember 2022. Peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya proyek pembangunan kereta gantung menuju Gunung Rinjani dari Desa Karang Sidemen, Kecamatan Batukliang Utara, Lombok Tengah.
Kepala Desa (Kades) Karang Sidemen, Yuda Praya Cindra Budi mengaku, pihaknya sudah menerima undangan ground breaking. “Tanggal 18 Desember ini rencananya. Kita sudah menerima undangan dari dua minggu yang lalu,” ungkapnya pada Radar Mandalika, Rabu (14/12).
Acara itu akan dihadiri gubernur NTB, bupati Loteng, Kementerian Lingkungan Hidup, Balai Taman Hutan Rakyat (Tahura), Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Termasuk investor asal China yang akan membangun kereta gantung di kawasan Tahura.
“Yang jelas gubernur dan bupati ada di sana terlebih dinas terkait,” kata Yuda sapaan akrabnya.
Dia mengatakan, pihaknya dari pemerintah desa merespons positif dan sangat mendukung pembangunan kereta gantung menuju Gunung Rinjani dari desanya. “Karena kami sudah mengerti dan sedikit banyak tau konsep rencana pembangunannya. Jadi tidak ada kekhawatiran yang terlalu berlebih akan rusaknya lingkungan,” kata Yuda.
“Justru akan menambah kerimbunan hutan yang ada di wilayah hutan dikarenakan ada terselip program penghijauan dan kelestarian lingkungan di dalamnya,” sambungnya.
Pembangunan kereta gantung akan membuka peluang kerja bagi warga lokal. Kemudikan mengangkat perekonomian warga terutama di wilayah utara Loteng. “Kami juga harus memikirkan kesempatan kerja bagi masyarakat desa ini, agar adil antara yang bekerja sebagai porter di Sembalun dan lain-lain. Kami di sini bekerja sebagai pegawai di kereta gantung,” kata Yuda.
Dalam proyek pembangunan kereta gantung, pihaknya berharap masyarakat di desanya bisa dipekerjakan atau diberdayakan sesuai skill dan kemampuan. “Tapi untuk pekerjaan yang tidak bisa kami kerjakan tentu butuh tenaga ahli juga dalam pengerjaannya. Dan kami berharap hasil terbaik dari pembangunan itu nantinya,” kata Yuda.
Sementara, pihaknya tidak memaksakan ego kalau dalam pengoperasian kereta gantung diambil dari warga setempat. Karena, Yuda sadar betul jika warganya tidak ada skill dan tidak ada pengalaman mengoperasikan kereta gantung. “Hanya saja mungkin untuk tenaga kebersihan, parkir, penjaga loket, waiters, pemandu, dan lain-lain bisa melibatkan masyarakat desa ini,” harapnya.
Yang jelas, pembangunan kereta gantung tidak terlepas dari dunia pariwisata. Jika itu terwujud, maka berdampak positif terhadap kemajuan Desa Wisata Karang Sidemen khususnya. Dan akan mendongkrak perekonomian warga.
“Kami sangat mendukung rencana pembangunan kereta gantung ini. Karena Desa Karang Sidemen termasuk desa wisata,” kata Yuda.(zak)