LOTENG—Macetnya pasokan air bersih yang dikelola PDAM Tirta Ardhia Rinjani, Lombok Tengah, di wilayah Penujak, Kecamatan Praya Barat dikeluhkan pelanggan.
Terpantau melalui media sosial Facebook, bahwa warga yang merupakan pelanggan air bersih PDAM sudah empat hari berturut-turut belum ada aliran air bersih PDAM. Persoalan ini pun dipertanyakan masyarakat.
Kepala UPT PDAM Penujak, HL.Hasnan Hariady mengakui jika kurangnya pasokan air bersih ke pelanggan adalah hal yang sering terjadi. Namun ini menjadi masalah besar karena air adalah sumber kehidupan. Ia mengakui memang banyak keluhan masyarakat, namun itu adalah wewenang Balai Wilayah Sungai (BWS).
Dan, saat ini dari intik pengolahan itu tidak diserah terimakan oleh BWS, termasuk SPAM Mandalika dari intik Bendungan Pengge sampai dengan pengolahan adalah tetap menjadi asetnya BWS. Dan, pihaknya hanya diberikan pengoperasian saja. Sementara masalah kerusakan, ketersediaan air baku, kesetabilan air baku adalah menjadi ranahnya BWS.
“Sebagai contoh sekarang kita dikasih 1 unit truk, namun tidak ada bensin maka tentu tidak akan bisa berjalan dan itulah konotasinya apabila ada kerusakan, kekurangan air maka itu adalah ranah BWS sehingga PDAM hanya sebagai pemakai saja,” ungkapnya.
Dalam hal ini PDAM hanya menjadi operator dan itu tentu menjadi tanggung jawab pemerintah daerah termasuk di dalamnya BWS. Jadi, kondisi saat ini yang dialami kebanyakan untuk pertanian dan itu berdampak pada semua termasuk PDAM.
“Kalau kita dikasih air banyak tentu kita olah, namun ketika sedikit bahkan tidak ada maka apa yang kita olah, sehingga tidak mungkin kami dari PDAM akan mengurangi air untuk konsumen sementara kami hidup dari konsumen, tapi itulah realita yang terjadi karena konsumen itu saya anggap raja tapi untuk melayani itu tidak ada,” ungkapnya, kemarin.
Lanjut HL. Hasnan, walaupun ada sebagian masyarakat yang datang komplin maka itu sah-sah saja karena itu adalah hak masyarakat. Namun pihaknya mempunyai call center yang setiap saat bisa mengadu dan diyakini pihaknya cepat tanggap terhadap keluhan masyarakat.
“ Setiap tahun selalu mengalami hal yang sama dan kami berharap untuk air yang sistem dari pengolahan untuk diberikan kepastian melalui langkah-langkah preventip dari pihak BWS karena kita dibuatkan sistem pengolahan itu melalui sistem rencana kajian dan itu tentu ranahnya BWS yang air minum ini menjadi skala prioritas utama dalam menghadapi kekeringan khususnya air minum,” pungkasnya. (cr-dni)