MATARAM – Bupati Lombok Tengah, HL Pathul Bahri tidak menampik pascapelantikan akan melakukan perombakan besar-besaran ditataran birokrasi.
“Kalau itu (perombakan birokrasi, red) memang udah pasti,” tegas Pathul kepada media usia dilantik, Jumat kemarin.
Pathul mengatakan, perombakan di internal birokrasi Lombok Tengah itu tentu sesuai dengan aturan yang ada. “Ada beberapa yang kosong masak kita nggak isi juga,” jawabnya.
Pathul menepis perombakan tersebut merupakan balas jasa atau bales budi dalam kemenangannya. Katanya, pengisian kebutuhan jabatan di Lombok Tengah itu tentu disesuaikan dengan aturan-aturan.
“Kita profesional. Aturannya sudah jelas. Persoalan balas jasa bales budi kita tidak pernah pikir,” katanya tegas.
Katanya, malah pihaknya bersyukur ada yang tidak memilih Pathul Nursiah. Jika semua masyarakat Lombok Tengah memilihnya bisa menimbulkan rasa sombong. Sebagai pemimpin tentunya untuk semua masyarakat Lombok Tengah.
“Yang memilih dan tidak memilih itu sama. Itu masyarakat Lombok Tengah. Kalau semua memilih Fathul Nursiah maka sombong kita. Makanya kita bersyukur pada orang yang tidak memilih juga. Itu lah yang namanya pertandingan ada yang menang ada yang kalah sudah pasti,” beber Ketua Partai Gerindra Lombok Tengah itu.
Ditanya pelibatan rival politiknya dalam membangun Lombok Tengah, Pathul menegaskan mereka semua merupakan sahabatnya.
“Rival rival itu sahabat kami semua. Nanti kita diskusi lebih jauh,” katanya.
Selain penataan birokrasi, program prioritas dalam waktu tidak pelayan publik baik di Rumah Sakit, Dukcapil dan perizinan.
Sementara itu, Gubernur NTB Zulkifelimansyah mengatakan, penempatan pejabat diposisi strategis terutama mereka yang terlibat (sebagai timses) memenangkan calon bupati maupun walikotanya dilihat gubernur wajar di setiap daerah. Hal ini ditegaskan gubernur saat ditemui media usai melantik enam kepala daerah.
“Ia namanya manusia tentu butuh butuh itu. Masak mau merekrut orang lain yang dia tidak mendukung kita secara demonstratif,” ujar gubernur.
Enam kepala daerah telah resmi menjabat. Mereka adalah Walikota dan Wakil Walikota Mataram, Mohan Roliskana – Mujiburahman, Bupati Wakil Bupati Lombok Tengah, Lalu Pathul Bahri – HM Nursiah, Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Lombok Utara (KLU), Djohan Sjamsu – Danny Karter Febrianto Ridawan. Berikutnya Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), HM Musyafirin – Fud Syaifuddin, Bupati dan Wakil Bupati Dompu, Abdul Kader Jaelani – H Syahrul Parsan dan Bupati Wakil Bupati Bima, Indah Dhamayanti Putri – Dahlan M. Noer. Mereka dilantik untuk masa jabatan 2021-2026.
Meraih kemenangan tidak lepas dari peran dan kerja keras pihak pihak pendukungnya. Sehingga apabila mereka yang sebagai tim ses telah mengatur posisi jabataanya itu dilihat gubernur biasa biasa saja.
“Ini (mereka) kan manusia juga bukan mesin bukan listrik (tidak punya hati nurani),” kata politisi PKS itu.
Namun demikian, gubernur tidak ingin Kada itu berlarut-larut dalam berbuat seperti itu. Mindset masyarakat harus bisa dirubah secara pelan pelan. Meski tidak mudah dan butuh waktu.
“Harus mulai setahap demi setahap. Tapi tentu harus ada pematangan demokrasi,” ucapnya.
Gubernur berpesan Kada yang dilantik itu harus bisa menjadi pemimpin bagi semua baik pendukungnya maupun tidak mendukungnya.
“Jadi saya pesan tadi mudah-mudahan pemimpin yang terpilih itu pemimpin untuk semua. Jadi sebagai pemimpin bukan hanya yang mendukung tapi juga bagi mereka yang tidak mendukung. Memang nggak gampang,” ulasnya.
Bang Zul juga mengulas betapa pemilihan kepala daerah berdampak pada efek sosial masyarakat lantaran beda pilihan politik. Sehingga rata rata partai politik saat ini mendorong pemilihan Kada tidak memakai sistem pemilihan langsung oleh masyarakat.
“Parpol jarang lagi (mau) pakai pemilihan. Kadang kadang kompetisi menguras banyak modal sosial,” sentilnya.
Dampak yang terjadi di masyarakat juga sangat terlihat. Yang kalah luka batinnya lama sembuh. Beda halnya dengan pragmentasi politik yang sangat cepat. sembuhnya.(jho).