DIKI WAHYUDI/RADAR MANDALIKA Nazwa Indah Allodya Putri

Mimpi jadi Pembalap Profesional, Orangtua Kini Mendukung

 

 

Nazwa Indah Allodya Putri merupakan pembalap drag bike wanita. Baru-baru ini dia adu kemampuan di lintasan Sirkuit Mandalika dalam event Kejurnas. Posisinya berhasil naik podium kendati meraih juara empat.

 

DIKI WAHYUDI-LOMBOK TENGAH

 

JADI seorang pembalap tidak lah mudah, apalagi di hadapkan dengan resiko besar. Tantangan itu juga dirasakan Nazwa Indah Allodya Putri, 18 tahun pembalap drag bike asal Kampung Tengari, Kelurahan Praya Kecamatan Praya Lombok Tengah.

Sejak duduk di bangku SMP, dia sudah mulai coba masuk ke dunia itu. Meskipun tidak memiliki sepeda motor, Putri panggilannya berhasil lahir sebagai seorang pembalap wanita muda.

“Awalnya waktu itu saya naik motor teman yang mati, terus digeret. Dari situ teman saya bilang, Put kamu cocok jadi pembalap, dari situ muncul niat jadi pembalap,” ungkapnya dalam wawancara eksklsuif dengan Radar Mandalika Official, pekan kemarin.

Putri mengatakan, sejak itu dirinya mulai coba-coba main motor. Bahkan pertama kali dia melakukan balapan resmi di wilayah jalan Lingkar Mataram. Meskipun tidak meraih juara tidak mematahkan semangatnya untuk mengejar mimpi.

“Orangtua tidak ada yang dukung, baik ibu dan ayah,” tuturnya.

Pada event kedua balapan di wilayah Lombok Barat, Putri bersama tim bengkelnya dari Puyung kembali mempersiapan diri. Namun naas, saat uji coba sepeda motor di jalan raya Puyung dia terlibat kecelakaan. Motor metic yang disiapkan bengkel tertabrak mobil kijang, kakinya Putri mengalami patah.

“Saya urut di Leneng, beberapa bulan Alhamdulillah kembali normal. Ada tulang yang bergeser,” cerita siswa SMAN 1 Praya ini.

Pascakecelakaan, Putri belum kapok dan kembali bangkit. Ia kembali mencoba naik motor dan memastikan diri tetap bulat niat ingin jadi pembalap professional.

“Sudah sering sih balap, di eks Bandara Selaparang pernah dan disitu bersyukurnya ayah datang nonton. Awalnya tidak dukung tapi sekarang sudah dukung,” katanya.

Kendati ayah mendukung, namun ibunya beda. Sang ibu belum mengizinkan dirinya jadi pembalap. Ada banyak pertimbangan sehingga ibu tidak mendukung. Namun saat event Kejurnas di Sirkuit Mandalika belum lama ini, Putri memberanikan diri meminta restu ibu dan akhirnya ibu hanya memberikan doa sekalipun dari mulut tidak keluar kata diberikan izin.

“Saya hanya doakan yang terbaik, itu doa itu saya,” tuturnya sembari tersenyum.

Putri mengaku bangga saat bisa laga di Sirkuit Mandalika, lokasi yang digunakan para pembalap dunia pada event Motogp 2022. Dalam event bergengsi ini, Putri hampir bisa berdiri di podium 3.

“Pada akhir saya anggap saya sudah masuk juara 3, tau-taunya dapat 4. Tapi syukur bisa naik podium,” kata dara tomboy ini.

Dari keseriusannya di dunia balapan, Putri mengaku memiliki mimpi besar ingin menjadi pembalap professional. Bahkan ia mengaku jika dirinya ngefans dengan pembalap wanita dari Pulau Jawa yang selalu jadi juara setiap kategori, motor metic, dua tak dan lainnya.

“Saya berharap kedepan prestasi ini bisa didukung oleh kedua orangtua, ini mimpi besar saya,” harap Putri.(*)

 

 

 

 

 

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *