PRAYA – Setidaknya ada 20 ekor sapi di Lombok Tengah mati karena bukan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), tapi bloat atau kembung yang merupakan dampak tersumbatnya saluran gas dalam tubuh sapi.
Kepala Dinas Pertanian Lombok Tengah, Taufiqurrahman menegaskan dengan adanya kabar kematian sapi itu dikarenakan terlalu cepat dipaksakan makan paska terpapar PMK.
Sementara untuk kejadian sapi yang mati paling banyak karena penyakit bloat. Dijelaskannya, secara pakan sebenarnya yang menjadi pengaruh paling utama yakni rumput muda yang dimakan sapi, padahal secara kandungan pakan tersebut masih banyaknya kandungan air dan berpengaruh terhadap perut karena kompleks ada empat ruang perut yang berputar 4 ruang itu ada gasnya.
“Itu mengakibatkan pernafasan ternak terganggu dan mengakibatkan kematian,” tegasnya kepada media.
Demikian juga terjadi di Desa Puyung dan Desa Bunut Baok dan di Kecamatan Pujut. Ditegaskan Kadis, ini juga menjadi temuan tim kesehatan hewannya saat turun.
“Mati karena PMK tidak ada,” pungkasnya.(tim)