IST/RADAR MANDALIKA Dokter Mamang Bagiansah

PRAYA – Dokter Mamang Bagiansah sepertinya tak mau berlama-lama duduk santai di kursi Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Praya. Pria yang baru dilantik pada Kamis (3/11) sebagai direktur rumah sakit itu langsung tancap gas. Ia melakukan konsolidasi internal dalam rangka membenahi rumah sakit tersebut.

 

Dia sedang berikhtiar untuk menyelesaikan masalah-masalah jangka pendek dalam 100 hari kerja. “Seperti keterbatasan obat karena keterlambatan pembayaran yang lalu-lalu. Insya Allah segera kita mau selesaikan,” kata Mamang pada Radar Mandalika, Minggu (6/11) kemarin.

 

Kemudian, dia sedang mengikhtiarkan akreditasi RSUD Praya. Proses persiapan akreditasi itu pun tengah dilakukan. Mamang sendiri ingin agar RSUD Praya mendapatkan akreditasi paripurna. Yang mana saat ini rumah sakit plat merah tersebut masih terakreditasi madya.

 

“Mudah-mudahan dalam 100 hari kerja sudah terakreditasi niatan kita sih paripurna,” harapnya.

 

Mamang menjelaskan, akreditasi sangatlah penting bagi rumah sakit. Untuk memenuhi semua standar pelayanan rumah sakit sesuai standar kementerian terkait. “Maka rumah sakit itu dengan sendirinya akan berjalan baik utamanya untuk mutu pelayanan, keselamatan pasien juga menjadi prioritas,” terangnya.

 

Selain memberikan pelayanan terbaik bagi pasien. Mamang juga ingin memastikan pihak RSUD Praya memberikan kenyamanan dan bersikap ramah terhadap keluarga pasien yang datang menjenguk. “Terutama cara kita melayani. Senyum, sapa, salam. Harus kita rubah,” katanya.

 

Disamping itu, Mamang juga mengikhtiarkan supaya sumber daya manusia RSUD Praya lebih sejahtera dan berkeadilan. Dengan cara melakukan efisiensi pelayanan dan efektifitas pelayanan. “Efisiensi itu artinya tidak boros, sesuai dengan standar. Cara kita berikan obat, cara kita terapi pasien,” jelasnya.

 

“Yang kedua, tidak boleh ada lagi klaim-klaim tertunda, tidak layak bayar dan sebagainya. Intinya kualitas klaim juga kita harus perbaiki,” tambah Mamang.

 

Mamang menerangkan, memang diperlukan perubahan sikap mental dari sumber daya manusia rumah sakit lewat pelatihan-pelatihan. “Pelatihan ESQ, pelatihan soft skill,” katanya.(zak)

 

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 521

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *