MATARAM – Kedatangan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendukbudristek) RI, Nadiem Anwar Makarim di Universitas Mataram diwarnai aksi unjukrasa oleh massa dari Gerakan Mahasiswa Peduli Unram. Aksi ini dilakukan dalam rangka menyeruakan apa yang belum terselesaikan di Unram sejak tahun 2017 sampai sekarang.
Dimana, aksi yang semulanya dilakukan di depan rektorat beralih setelah terjadi ketegangan dengan saling dorong antara petugas keamanan kampus.
Kordinator aksi, Wahyu Dwi Permadi mengatakan bahwa permasalahan-permasalahan ini masih terus terjadi dalam melakukan diskusi-diskusi di fakultas. Dirinya mengaku dihadang bahkan dibubarkan oleh pihak keamanan itu sendiri, tidak hanya itu Wahyu juga menyampaikan hasil investigasinya bahwa banyak mahasiswa yang membayar kuliah tidak sesuai dengan kemampuannya.
“Hari ini bisa juga kita lihat bahwa dari hasil investigasi kita banyaknya mahasiswa yang secara gred dia tidak sesuai dengan kemampuan,” katanya kepada wartawan, Rabu kemarin.
Wahyu juga memaparkan, dari yang investigasi di beberapa fakultas, seperti akultas pertanian itu ada puluhan orang sistem gred orang tua mereka tinggi.”Biaya SPP mereka tinggi. Itu 10 persen dari jumlah mahasiswa dan selebihnya ditanggung oleh KIP akan tetapi kita investigasi lagi ternyata beda lagi pernyataannya itu,” katanya.
Wahyu menerangkan, bahwa mereka tidak menolak kedatangan menteri namun untuk menyuarakan kepada menteri soal apa yang terjadi di kampus.
“Kami tidak menolak menteri, sekali lagi kita disini hadir untuk menyuarakan masalah,” ungkap Wahyu.(rif)