Guru dan Siswa Belajar Dibawah Ancaman
Tak sedikit infrastuktur dunia pendidikan di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) yang kondisinya memprihatinkan. Ruang kegiatan belajar mengajar (KBM) atau ruang kelas nyaris ambruk, hingga fasilitas belajar tidak memadai. Seperti di SDN 2 Ubung, Kecamatan Jonggat.
RAZAK- LOMBOK TENGAH
RABU (28/9), salah satu di antara fenomena miris dilihat Radar Mandalika di SDN 2 Ubung, Desa Ubung, Kecamatan Jonggat. Sudah terlalu lama siswa-siswi sekolah tersebut merasakan ketidaknyamanan ketika menempuh pendidikan. Menyusul, hampir semua ruang kelas di lingkungan sekolah mereka kondisinya mengalami kerusakan.
“Kalau hujan, gerimis jadi beban pikiran. Kalau hujan apalagi angin sedikit aja, kita keluar,” ungkap Kepala Sekolah (Kepsek) SDN 2 Ubung, Rini pada Radar Mandalika.
Kerusakaan yang menimpa sekolah negeri tersebut rata-rata terjadi pada bagian atap atau konstruksi ruang kelas. Di salah satu ruang kelas berada di belakang, plafon terlihat jebol dengan ragam ukuran. Sehingga terpaksa tidak ditempati untuk kegiatan belajar mengajar alias dikosongkan.
Jebolnya plafon ruang kelas tersebut tentu dikhawatirkan kalangan siswa, dan pendidik. Sebab, bangunannya dinilai tidak layak untuk mendukung kegiatan sekolah. Sehingga berpotensi ambruk sewaktu-waktu. Ditambah lagi, usia bangunan sekolah yang sudah tua.
“Sekolah ini berdiri sejak tahun 1984,” kata Rini yang sebentar lagi akan pensiun.
Sementara, satu ruangan untuk kelas II yang berada paling depan pintu gerbang sekolah akan diperbaiki dalam waktu dekat. Itu dikarenakan kondisi atap sudah reyot. Bagian atap genteng sudah runtuh alias berjatuhan. Kayu penopang sudah lapuk termakan usia. Tinggal menunggu waktunya saja akan roboh. Kalau tidak segera ditangani.
“Sudah lama sekali (rusak berat). AkanĀ dikerjakan dalam waktu dekat-dekat ini. (Bantuan) dari kabupaten. Kita terima jadi. Terima beres. Terima kunci,” kata Rini.
Pihaknya menyebut, jumlah siswa-siswi saat ini ada sebanyak 125 orang. Sementara, jumlah pendidik ada sembilan orang. Di satu sisi, hampir semua ruangan di SDN 2 Ubung tidak layak pakai atau ditempati.
Pantauan di lokasi, tingkat kerusakan ruang belajar siswa hampir merata. Semua terjadi pada konstruksi atap bangunan hingga plafon ruang kelas. “Ruang kelasnya empat yang di sini (sebelah utara). Tapi kita pakai yang di luar. Perpustakaan juga terpakai,” ujarnya.
Salah satu ruangan yang ditempati oleh pendidik yang notabene adalah ruang kelas itu terlihat kondisinya sudah tidak layak pakai. Tapi mau bagaimana lagi, ituĀ terpaksa harus ditempati. Tapi diselimuti dengan rasa was-was dan khawatir. Karena dikatakan ketika hujan, airnya turun ke lantai.
“Ini saja (ruang guru, Red) sudah tidak layak. Memang dari luar bagus sekali. Cuma kalau masuk, seperti ini sudah,” ujar Rini sembari terdengar ada suara tikus yang berkeliaran di dalam ruangan guru.
“Apalagi yang di ruangan sebelah (sebelah ruangan guru, Red) sudah roboh sekali. Sudah tidak layak pakai. Makanya kita pakai perpustakaan, kita pakai ada ruang-ruang yang kosong (perumahan sekolah). Kita manfaatkan untuk pembelajaran,” tambah perempuan berjilbab itu.
Karena itu, pihak sekolah memutuskan untuk mengosongkan salah satu ruang kelas tersebut. Ruang kelas ini kini terlihat memperihatinkan. Konstruksi sudah lapuk, dan plafon berjatuhan. Sehingga, sekolah memindahkan para siswa ke tempat yang lebih aman.
Namun, keputusan memindahkan para siswa ini hanyalah sementara. Rini menegaskan, sejuah ini tidak ada pilihan lain. Disamping tetap menjalankan program KBM seperti biasa. Kendati dengan kondisi infrastruktur sekolah yang memprihatinkan. Bahkan mengancam keselamatan siswa dan pendidik.
Pihaknya mengaku sudah melaporkan kondisi sekolah yang memperihatinkan ke Dinas Pendidikan (Disdik) Loteng. Namun hingga tahun 2022 ini, perbaikan bangunan yang diharapkan tak kunjung terealisasi. “Semua ruangan sudah kita laporkan ke kabupaten. Sejak tahun 2018. Tapi belum ada respons sampai sekarang,” ungkap Rini.
Dia menuturkan, belum lama ini sekolah yang tengah dipimpinnya itu juga sempat dikunjungi jajaran dewan Komisi IV DPRD Loteng. Waktu itu, dikatakan mereka melihat langsung kondisi semua ruangan sekolah. “Semua yang rusak-rusak ini. Baik ruang kelas, ruang guru. Keadaan ruangan yang begitu parah ndak berani kita pakai lama-lama,” ujar Rini.
Oleh sebab itu, pihaknya sangat berharap kepada pemangku kebijakan termasuk dari kalangan anggota dewan agar kondisi SDN 2 Ubung seperti sekarang ini diperhatikan dan segera mendapat perbaikan. “Mudahan-mudahan sudah kita diberikan ruangan yang layak pakai,” kata Rini.(*)