MATARAM – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo menyebutkan, Mandalika berhasil menambah daftar titik pertumbuhan ekonomi baru di luar Jawa, diharapkan nantinya menjadi bagian dari salah satu titik pertumbuhan ekonomi negara. Hal itu disampaikan pada acara pertemuan tahunan Bank Indonesia 2022 secara daring seluruh cabang Perwakilan BI yang diikuti Sekda NTB, Lalu Gita Ariadi, Rabu kemarin.
“Infrastruktur yang kita bangun itu menambah titik pertumbuhan ekonomi baru di luar Jawa, ada Mandalika,” ungkap Jokowi.
Dimana pariwisata nantinya ketika sudah normal diharapkan menjadi pertumbuhan ekonomi baru dan menjadi titik pertumbuhan ekonomi negara.
Mengahadapi kelemahan ekonomi yang sudah mulai dirasakan di negara-negara maju, Presiden RI juga mengingatkan agar ke depannya 2023 seluruh Provinsi di Indonesia tetap optimis namun hati-hati dan waspada baik itu mengenai ekspor, investasi dan kegiatan ekonomi lainnya.
Sementara, Sekda NTB, Lalu Gita Ariadi menjelaskan selain apresiasi bahwa Mandalika ke depan adalah salah satu epicentrum pertumbuhan ekonomi nasional yang akan memberikan kontribusi bagi pembangunan daerah, NTB juga harus tetap optimis dan waspada, hati-hati dalam mengahadapi kelemahan ekonomi kedepan.
“Mewakili Gubernur dan Wakil Gubernur NTB, kami tentu menyampaikan apresiasi penghargaan dan terima kasih kami yang setinggi-tingginya kepada semua stakeholder pembangunan NTB yang telah berkontribusi sedemikian positifnya sehingga di tahun ke-empat RPJMD Provinsi NTB berbagai target-target pembangunan telah mampu tercapai 75 persen dan sisanya insya Allah tahun kelima ini akan tertuntas dan dengan sebaik-baiknya,” kata sekda.
Sementara, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Ahmad Fauzi memaparkan BI Perwakilan NTB selama tahun 2022 tidak henti-hentinya melakukan sinergi dan berinovasi secara berkesinambungan bersama stakeholders dengan berbagai program strategis, dan menghasilkan berbagai pencapaian.
Salah satunya BI terus berupaya untuk melakukan pengendalian inflasi daerah melalui pengembangan 9 cluster untuk komoditas penyumbang tekanan inflasi yang terbesar yakni cluster cabe rawit di Lombok Timur cluster bawang merah di Lombok Utara dan Bima cluster bawang putih di Lombok Timur cluster padi di Lombok Tengah laser telur ayam ras di Lombok Utara dan cluster sapi di Lombok Utara dan Sumbawa. Selain itu bersama TPI di tingkat provinsi maupun kabupaten kota telah melakukan berbagai langkah pengendalian inflasi. (jho)