PRAYA – Stok pupuk bersubsidi di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) diklaim aman. Misalnya, jenis NPK hampir 3.000 ton tersedia, sedangkan untuk pupuk jenis urea sejumlah 1.500 ton, dimana akan menjadi stok hingga Desember 2022.
Persoalan pupuk setiap tahun terus menerus menjadi kegalauan para petani. Pasalnya, ketergantungan pada pupuk kimiawi ini membuat masyarakat tidak lagi mau repot menggunakan pupuk dari unsur alami di sekitar, mengingat efisiensi dan praktis dalam pengaplikasian yang menjadikannya lebih memilih penggunaan pupuk pabrikan ini.
Kepala Bidang Horikultura Dinas Pertanian Lombok Tebgan, Zaenal Arifin menjelaskan, berdasarkan data dari tahun ketahun, dia merasa alokasi pupuk subsidi terus mengalami peningkatan dan membaik. Dimana dengan kebutuhan pupuk berdasarkan ERDKK Ure yakni sejumlah 34.994,825 dan untuk pupuk NPK sejumlah 47.480,587 per tahunnya.
Seperti halnya, pada tahun 2020 lalu, pengalokasian ini dirasakan paling sedikit dibandingkan tahun ini, dimana untuk pupuk urea hanya 28.000 ton, kemudian untuk pupuk jenis NPK hanya 8.000 ton.
Selanjutnya di tahun 2022 ini, alokasi pupuk urea sejumlah 34.006 ton, hampir terpenuhi kebutuhan. Dan pupuk jenis NPK, sejumlah 13.997 ton, kalau disandingkan memang masih banyak kurang.
Dia menyatakan, pemetaan kondisi terakhir berdasarkan luas tanam, ia mengupamakan jika di musim akhir tahun ini sisa stok pupuk yang ada, ditambah dengan adanya pengalokasian tambahan sejak bulan September – November 2022 sejumlah 12.000 ton. Dengan luas baku 50.000 hektare dari luas baku dan areal pertanian lainnya sejunlah 7 hektare semua menanam.
“Kalau lahan 57.000 hektare dibagi dengan 12.000 ton (12.000.000 kilogram), sehingga ditemukanlah hasil perhektre lahan itu mendapatkan 210 kilogram, maka ini sudah cukup,” tegasnya.
Bahkan dia menyatakan dalam rekapannya terakhir untuk pupuk NPK hampir 3.000 ton masih, dan untuk pupuk urea mendapatkan alokasi tambahan 1.500 ton dan akan menjadi stok hingga bulan Desember 2022.
Kemudian untuk tahun 2023, alokasi pupuk jenis urea sejumlah 17.213 ton, dari alokasi 2022 memang sangat jauh. Dan pupuk jenis NPK sejumlah 14.000 ton. Namun ia menghimbau para petani tidak berkecil hati, karena pemerintah pusat menginisiasi apabila pupuk di daerah habis dinas dapat minta pupuk ke Pilisat dengan bersurat. Dimana berkaca pada tahun 2022 Loteng sudah meminta pupuk pengalokasian kembali dalam setahun sudah tiga kali.
“Pemerintah pusat sudah memang mendesain demikian, kalau kemudian nanti habis kita minta lagi. Jadi petani jangan khawatir,” katanya.(tim)