DOK PRIBADI/RADAR MANDALIKA MENGANGKUT: Anjar Siswara (baju putih) saat akan mengangkut sampah di Kelurahan Leneng, belum lama ini.

Hadirkan Solusi Kebersihan Lingkungan Melalui Bank Sampah Bumi Sejahtera

 

 

 

Sebagai Direktur Bank Sampah Bumi Sejahtera Kelurahan Leneng, Anjar Siswara memanfaatkan waktu luang untuk memilah sampah. Mungkin bagi sebagian masyarakat bahwa sampah suatu hal yang menjijikan. Namun, baginya masalah persoalan sampah yang selama ini terus terjadi harus mendapat perhatian dan diberikan solusi.

 

 

 

RAZAK – LOMBOK TENGAH

 

 

MENJADI seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) tidak membuat Anjar Siswara, warga Kelurahan Leneng, Kecamatan Praya ini, hanya menghabiskan waktu di Kantor. Namun ternyata usai melaksanakan aktivitas sebagai ASN, ia memilih mendedikasikan hidupnya untuk memilah sampah yang ada di lingkungan tempat tinggalnya.

 

Anjar sapaan akrab pria yang kini berusia 40 tahun ini, sehari- hari bekerja sebagai ASN di Pemkab Lombok Tengah, kesehariannya banyak dihabiskan untuk menghitung uang kalau di kantor. Maklum posisinya di Pemkab sebagai bendahara di Bagian Humas dan Protokol Setda Lombok Tengah. Namun meski sehari- hari berkutat dengan uang, tidak menyurutkan kepeduliannya terhadap kebersihan.

 

Bahkan, sebagai bentuk kepedulian terhadap terhadap lingkungan, ia memanfaatkan waktu luang untuk memilah sampah. Dirinya yang saat ini  menjabat juga sebagai Direktur Bank Sampah Bumi Sejahtera ini mungkin bagi sebagian masyarakat sampah suatu hal yang menjijikan. Namun, baginya masalah persoalan sampah yang selama ini terus terjadi harus diperhatikan dan diberikan solusi.

 

Sehingga, ia membuat inovasi dengan memberdayakan masyarakat sekitar. Bahkan saat ini, nasabah bank sampah yang dikelolanya ada 294 orang. Mereka yang dijadikan nasabah merupakan ibu rumah tangga. Karena di nasabah sampah inilah nantinya Anjar mengambil sampah.

 

“Pengambilan sampah dilakukan dari rumah ke rumah menggunakan mobil operasional khusus. Warga tinggal mengumpulkan sampah menggunakan karung yang disiapkan bank sampah,” ungkap Anjar Siswara, belum lama ini.

 

Ayah yang kini memiliki lima anak itu mengaku, sementara ini fokusnya hanya untuk kebersihan lingkungan dan memberikan manfaat untuk masyarakat. Bahkan sebagai bentuk dedikasinya, pihaknya mengaku sampah yang di kumpulkan belum mengarah ke bisnis.

 

“Sementara ini fokus menimbang dan memilah sampah yang dikumpulkan warga,” tegasnya.

 

Nantinya sampah yang sudah dipilah ini akan dijual dan hasil penjualan sampah yang dipilah kemudian dikumpulkan untuk nantinya dibagikan kepada nasabah. Karena memang ia bersama dengan nasabah sudah ada kesepakatan untuk mencairkan dana dari penjualan saat waktu tertentu. Seperti memasuki bulan puas, hari raya, maulid dan untuk kebutuhan pendidikan.

 

“Bank sampah yang saya kelola ini berdiri pada Juli 2020 lalu dan bekerja sama dengan Bank Sampah Bintang Sejahtera di Kecamatan Pujut. Makanya sampah yang kami pilah ini langsung dikirim ke Bank Sampah Bintang Sejahtera dan mereka yang membayar,” terangnya.

 

Hanya saja, memang tidak semua sampah yang mereka bisa jual. Jenis sampah yang dijual adalah non organik seperti plastik, logam dan sejenisnya. Sementara, sampah organik sementara ini dimasukkan ke lubang biopori untuk dijadikan pupuk nantinya. Ia mengaku dalam satu kali pencairan, satu nasabah bisa mendapatkan uang Rp 600.000 sampai Rp 1.000.000.

 

“Memang sih, untuk penanganan sampah organik ini belum maksimal. Rencananya ke depan kami akan melatih para nasabah ini untuk mengelola langsung sampah organik menjadi pupuk organik cair (POC) dan eko enzim,” tambahnya.(*)

 

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 338

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *