LOBAR—Dinas Kesehatan (Lobar) Sudah mengeluarkan Kesiagaan penyakit Demam Bedarah Dengue (DBD). Menyusul meningkatnya kasus DBD di Lobar. Dikes mencatat peningkatan kasus DBD sejak awal tahun hingga akhir April sudah mencapai 300 kasus lebih.
“Meningkat kasusnya sekitar 50 persen sejak bulan puasa (Ramadan) kemarin. Yang mau fogging silahkan lapork ke puskesmas dan nanti tim yang akan turun untuk layak atau tidak di fogging,” terang Kepala Dikes Lobar, Arief Suryawiran yang dikonfirmasi disela menghadiri pelantaikan PJ Sekda Lobar, Senin (6/5).
Menurutnya peningkatan kasus DBD itu biasa terjadi di siklus lima tahunan. Terlebih dengan kondisi suasana cuaca yang berubah-ubah. “Jadi setiap lima tahun kasusnya meningkat, dan bukan hanya di Lobar yang meningkat, tapi di Kota Mataram juga, dan kita Keseiagaan DBD,” ujarnya.
Penanganan kasus DBD, tidak bisa hanya dilakukan oleh Dinas saja. Namun peran serta seluruh masyatakat untuk memastikan lingkungan bersih juga dinilai sebagai langkah pencegahan perkembangan jentik nyambuk DBD. Selain itu Arief mengaku meminta seluruh Puskemas di Lobar untuk tetap gencar melakukan langkah pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
“Kita minta teman-teman (Puskesmas) lebih sering sosialisasi ke masyarakat, kades, kadus, bahwa Demam Bardarah ini lebih banyak ke faktor lingkungannya, untuk bagaimana membuat lingkungan bersih, tidak banyak genangan terutama di musim hujan,” pintahnya.
Tak sampai itu, para DAI kesehatan juga akan dilibatkan dalam sosialisasi PSN ini. Agar langkah pencegahan penyakit itu bisa tetap dilakukan.
Ia tak membantah dari beberapa kasus itu, ada satu orang yang meninggal dunia. Pihaknya pun berharap kasusnya tidak terus meningkat agar tidak ada korban lainnya.
“Kita minta bantuan peran serta masyarakat,” pungkasnya.
Hal senada juga diungkapkan Dirut RSUD Tripat Garung, dr H Suriyadi yang mengaku kasus DBD beberapa hari terakhir memang mengalami peningkatan.
“Dari beberapa bulan trakhir dari januari, februari, maret menang trentnya mengalami peningkatan,” bebernya.
Data kasus DBD yang ditangani RSUD Tripat mengalami peningkat yang cukup siknifikan. Dari Januari sampai April sudah 262 kasus yang ditangani.
“Memang mengalami peningkatan Januari 59 kasus, Februari 53 kasus, maret 60 kasus, nah di bulan April memang mengalami peningkat menjadi 90’an,” terangnya.
Hampir seluruh pasien dirawat mengalami gejala umum demam berdarah seperti mual, muntah, demam, serta ada bintik-bintik pendarahan di kulit. Meski demikian, sejauh ini dari kasus itu tidak ada sampai korban meninggal dunia. Pihaknya pun berharap tidak terjadi.
“Sementara belum ada kasus meninggal,” pungkasnya. (win)