PRAYA – Pemerintah Desa Ungga Kecamatan Praya Barat Daya mengaku jika dampak kekeringan di musim kemaru selalu dirasakan masyarakatnya. Dimana, ketersediaan air bersih di sumur- sumur milik warga banyak yang mengering hingga membuat warga kesulitan mendapatkan air bersih. Bahkan di puncak musim kemarau beberapa warga harus merogok saku untuk membeli air setiap harinya.
Hal itu dijelaskan Kepala Desa Ungga, Suasto Hadiputro Armin. Dimana, masih banyak warganya yang terdampak kekeringan. Bahkan dari tujuh dusun yang ada di desa Ungga, sebanyak lima dusun terdampak kekeringan dan kesulitan air bersih saat musim kemarau.
Namun di tengah keluhan masyarakat akan dampak kekeringan tersebut, pihaknya masih belum mendapat kepastian terkait pemanfaat Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Pengga bagi masyarakat di Kecamatan Praya Barat Daya. Padahal, keberadaan SPAM tersebut ungkapnya sangat dibutuhkan masyarakat untuk bisa memenuhi ketersediaan air bersih.
“Sangat dibutuhkan, apalagi Ungga adalah desa yang selalu terdampak kekeringan setiap tahun,” ujar Suasto.
Atas persoalan tersebut, pihaknya meminta ketegasan pemerintah kabupaten (Pemkab) Lombok Tengah maupun pemerintah kecamatan setempat untuk bisa memberikan akses air bersih melalui SPAM Pengga yang dibangun di Desa Pelambik. Pasalnya, jika air bendungan tersebut hanya akan dimanfaatkan oleh warga di Kecamatan Pujut tentunya akan menimbulkan masalah sosial, sebab warga yang terdampak lokasi pembangunan SPAM Pengga tidak medapat akses sama sekali.
“Ini harus ada sebenarnya,” tegas Suasto yang juga Ketua Forum Kepala Desa (FKD) Loteng.
Pihaknya menerangkan jika air bersih tersebut tidak hanya dibutuhkan warga Ungga, namun juga beberapa desa yang ada di Kecamatan Praya Barat Daya diakuinya masih membutuhkan suplai air bersih saat musim kemarau.
“Ini yang belum diperharikan oleh pihak terkait, pemanfaatan air Dam Pengga disalurkan ke luar kecamatan Praya Narat Daya. Padahal, Ungga sangat membutuhkan air,” terangnya.
Pihaknya berharap adanya peran pemerintah untuk memberikan akses kepada warga terkait penggunaan air Bendungan Pengga tersebut. Dimana setidaknya pemerintah memastikan aksesnya sehingga pemerintah desa dan warga bisa memasang perpipaan untuk masuk ke masing- masing rumah tangga. Hal ini juga sebutnya menjadi desakan masyarakat, sebab warga sudah cukup terbebani dengan membeli air bersih setiap datang musim kemarau. (ndi)