PRAYA – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lombok Tengah (Loteng), H Ahmad Supli menyoroti banyak aset pemerintah daerah (Pemda) yang terbengkalai. Hingga saat ini tidak dimanfaatkan. Bahkan kondisinya seperti “rumah hantu”.
Adapun aset yang terbengkalai tersebut diantara bekas gedung kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil), bekas gedung kantor bupati, Aerotel Praya, bekas gedung kantor Dinas Pendidikan, lapangan bundar, dan lainnya. Sejumlah aset tersebut sampai sekarang belum jelas mau diapakan.
H Supli yang juga Ketua Komisi I DPRD Loteng mengatakan, adanya PMK 212, APBD banyak difokuskan untuk bidang pendidikan dan kesehatan. Hal itu menurutnya, mengingat masih banyaknya persoalan yang harus diintervensi di dua bidang tersebut.
“PAD sudah diangka Rp 317 miliar dan sudah cukup, namun perlu digenjot dan bergegas lagi. Ini masih kurang dan perlu genjotan segera dan intensifikasi bidang pendapatan. Soal aset banyak terbengkalai,” katanya.
Politisi PKS ini mengemukakan, pihaknya di dewan sudah merekomendasikan mengenai desain lapangan bundar. Kemudian Masjid Agung. Dan, yang tak kalah pentingnya adalah bagaimana perbaikan manajemen dan aset supaya pengelolaannya lebih jelas. Kalau ini berjalan maksimal maka bisa saja menyumbangkan Pendapatan Asli Daerah PAD hingga dua kali lipat.
“Kemudian PBB (Pajak Bumi Bangunan) di intenskan. Bisa dua kali lipat PAD ini soal bagaimana lebih intensif saja. Maka, perlu adanya kajian dan peluang meningkatkan PAD ditingkatkan apabila aset lebih tertib,” jelasnya.
Adapun soal PAD dari sektor hotel dan restoran. Pihaknya telah menawarkan kerjasama aplikasi dan alat yang ditaruh di tempat tersebut. Sehingga pengunjung dan PAD lebih jelas.
“Kami selalu ajak dan sampaikan ayo supaya PAD ini maksimal. Kalaupun alasan kemudian anggaran, ini sebenarnya ada formulasi jelas siapkan sistem dan jelas dan tidak ada saling curiga. Dulu ada honorer yang melarikan pajak sampai saat ini supaya jelas,” pungkasnya.(tim)