LOBAR—Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Lombok Barat (Lobar), H Ahmad Saikhu menyebutkan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan masih menjadi penyumbang tertinggi laju pertumbuhan ekonomi di Lobar.
Hal itu diungkapkan Saikhu saat menjadi nara sumber acara Hasil Sensus Pertanian yang digelar Badan Pusat Statistik (BPS) Lobar.
Menurut Saikhu laju Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Sektor pertanian,kehutanan dan perikanan sebesar 21,20 persen.
“Jadi sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan penyumbang tertinggi PDRB Lobar,” terang kepala Bappeda, dihadapan kepala BPS Lobar Lalu Supriatna, kepala OPD, camat dan peserta yang hadir dalam kegiatan itu, Rabu (13/12).
Selanjutnya, penyumbang kedua PDRB itu ada pada sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor pada angka 13,76 persen. Sektor konstruksi menjadi penyumbang ketiga tertinggi terhadap PDRB Lobar sebesar 11,23 diikuti transportasi dan pergudangan 11,22. Terendah ada pada administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sekitar 6,47. Kemudian dari 17 struktur perekonomian Lobar, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan juga yang paling tinggi kontribusinya dengan 21,20 persen. Kemudian diikuti sektor-sektor tersebut secara berurutan.
Tiga urutan terendah yakni pengelolaan air, Pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang sebesar 0,13 Persen, pengadaan listrik dan gas 0,12 persen dan paling rendah jasa perusahaan dengan 00,9 persen. Sedangkan dari sisi pertumbuhan ekonomi Lobar berdasarkan data BPS tumbuh sekitar 3,46 Persen dari sebelumnya dampak pandemi sempat pada angka minus 7 persen pada tahun 2020.
Kepala BPS Lobar, Lalu Suprapna menyebutkan 17 indikator pembentuk PDRB Pemkab Lobar. Lima indikator diantaranya menjadi penyumbang terbesar peningkatan laju ekonomi Gumi Patuh Patut Patju itu.
Dia menyebut lima sektor itu diantaranya sektor pertanian, kehutanan dan perikanan ini menjadi penyumbang terbesar PDRB Lobar 2019 sebesar 20.06 persen. Kemudian kategori kedua perdanganan besar, eceran, reparasi mobil dan motor mencapai 13,08 persen. Lanjut pada kategori kontruksi diangka 13,49 persen, transportrasi dan pergudangan 10,03 persen dan penyediaan akomodasi dan makan minum 6,90 persen. (win)