PRAYA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Tengah akan mengecek sejumlah kebutuhan pokok di pasar dalam rangka pengendalian harga dan memastikan stok barang kebutuhan pokok (bapok) terjaga. Pasalnya, minggu mendatang, masyarakat akan menyambut datangnya bulan Ramadan. Momentum tersebut ditengarai bakal mempengaruhi gejolak harga pangan dan komoditas masyarakat.
Jelang masuknya bulan suci Ramadan, sejumlah komoditi saat ini mengalami kenaikan seperti cabai harganya berkisar Rp 80 ribu per kilogram hingga Rp 100 ribu per kilogram, harga tomat menembus angka Rp 16 ribu per kilogram. Hal ini perlu dilakukan pengendalian agar sejumlah bapok aman dan harganya stabil. Dan, perlu juga memastikan ketersediaan stok sejumlah komoditi seperti beras dan kebutuhan lainnya.
Bupati Loteng H Lalu Pathul Bahri mengatakan, tim yang sudah dibentuk nanti akan turun ke lapangan untuk melihat lebih dekat seperti apa fakta di lapangan. Dan, kebutuhan pangan masyarakat dijamin terpenuhi.
“Satgas-nya sudah kita bentuk,” ujarnya usai menghadiri acara Musrenbang Kecamatan Jonggat yang dilaksanakan di salah satu tempat di Desa Puyung, Senin (13/3/2023).
Terkait ketersediaan stok beras, Pathul menegaskan Lombok Tengah selalu surplus atau kelebihan beras. “Kecuali komoditi yang lain. Kalaupun ada pasti kita sikapi,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Loteng Ikhsan menerangkan, satgas akan turun ke pasar dalam rangka melakukan pengendalian harga sejumlah komoditi. “Insya Allah dalam waktu dekat ini tim akan turun di pasar-pasar yang kita jadikan objek,” jelasnya.
Dikatakan, sampai sejauh ini belum ada tanda-tanda kenaikan harga barang. Harga sejumlah kebutuhan masyarakat masih terkendali.
Disinggung terkait sejumlah komoditi sudah mengalami kenaikan harga seperti cabai. Ikhsan justru malah membantah itu. “Itu hanya berita,” tandas-nya.
Pemkab akan berupaya mengendalikan harga barang kebutuhan pokok agar aman dan harganya stabil. “Nanti kita akan kendalikan semuanya ini. Yang jelas ketersediaan stok Insya Allah kita aman sampai empat bulan ke depan, termasuk beras masih aman dan terkendali,” cetusnya.(zak)