PRAYA – Rencana dinaikan tarif air bagi pelanggan perusahaan daerah air minum (PDAM) Lombok Tengah per 1 Juli 2022 terus dihujani gelombang protes. Banyak pihak yang meminta dilakukan penundaan kenaikan tarif. Sementara saat ini diangka 1.300 per kubik dan akan menjadi 2.900 per kubik, namun dihapus biaya dasar beban sebesar 10.000.
Rabu kemarin, sejumlah massa melakukan aksi protes ke kantor PDAM. Koordinator aksi, Adipati merasa belum tepat apabila PDAM menaikan tarif, dia meminta PDAM untuk mengkaji ulang. Baik oleh Dewan Pengawas, Direksi dan Bupati sebagai pemilik saham tunggal.
“Tunda kenaikan tarif penggunaan air PDAM,” pintanya tegas.
Ditambahkan massa aksi lainnya, Petir. Dia beranggapan pihak PDAM belum memenuhi kewajibannya kepada masyarakat sebelum menaikan tarif. “Saya menyarankan semua jajaran PDAM untuk belajar dari tukang pengepul tuak, hanya dari air tetesan aren tapi memenuhi kebutuhan pelanggannya. Kemudian paner song (PS) pun saat tarif yang ditetapkan kepada pelanggan, tapi kalau pelanggan puas akan diberikan uang lebih atau tip,” sebutnya.
Sementara, Plt Direktur Utama PDAM Lombok Tengah, Bambang Supraptomo yang menerima massa aksi mengaku akan menerima kritikan dan saran dari massa aksi, kemudian pihaknya akan mencarikan solusi.
“Soal tarif hari ini ia memang serba salah, satu sisi salah satu pertimbangan dengan penyesuaian tarif yakni dengan regulasi peraturan menteri, surat keputusan gubernur, dan bupati,” kata Bambang.
Ditegaskan Bambang, diakuinya masih ada wilayah yang belum menikmati air PDAM. Baru hanya mencakup 25,27 persen dari penduduk masyarakat Lombok Tengah.
“Kami bukan jual air atau masyarakat beli air, kami hanya meminta pembayaran jasa. Terimakasih untuk kritikan dan saran masukan ini,” katanya.
Direktur Teknik PDAM, Lalu Sukemi yang hadir di lokasi membeberkan jumlah pelanggan PDAM ada 53.000 konsumen, diketahui bersama bahwa sumber air dipasang memiliki banyak kendala, dimana sumber air terjadi penurunan debit, dan saat ini diangka 527 liter per detik. Secara hitungan standar 1 liter debit air dengan 80 Sr aliran, maka dikalkulasi hanya cukup untuk 40.000 konsumen.
“Maka kami melakukan metode giliran dalam pengaliran,” ungkap Kemi.(tim)