MATARAM – Wakil Gubernur NTB, Sitti Rohmi Djalillah yang memutuskan keluar dari partai NasDem kini jadi topic pembicaraan. Pengamat politik di NTB ikut bersuara.
“Meskipun keluar NasDem, tidak mempengaruhi kekuatan Zul-Rohmi. Karena Pilgub ini bukan soal partai tapi soal figur,” ungkap Pengamat Politik NTB, doktor Kadri, Selasa kemarin.
Kadri mengatakan berkaca dari pengalaman Pilkada tingkat Provinsi maupun kabupaten kota sebelumnya, banyak Paslon yang didukung partai besar namun tidak menang. Sebaliknya meski didukung partai kecil namun paslon-nya punya elektabilitas dan popularitas tinggi justru mereka lah yang menguasai pertarungan.
“Parpol itu hanya akan menjadi persyaratan administratif saja,” katanya.
Menurutnya, keluarnya Rohmi dari NasDem bukan semata menghilangkan tiket Pilkada. Justru bisa saja partai lain akan banyak mendekat untuk mengusung mereka. Apalagi, Pilkada serentak itu akan dilihat dari hasil Pemilu terdahulu. Hasil Pemilu akan menentukan pilihan Parpol akan mendukung siapa.
“Politik itu dinamis,” tegasnya.
Dijelaskannya, hasil pemilu yang berlangsung 14 Februari 2024 tersebut akan menggambarkan skema paslon di Pilkada yang akan datang.
Oleh sebab itu, Kadri kembali menilai keputusan tidak lagi bergabung di NasDem tidak akan berdampak signifikan bagi Paslon Zul-Rohmi. Justru Kadri mengapresiasi langkah Rohmi yang berani menyatakan pilihan keluar demi pertimbangan keluarga.
“Keluarnya bu Rohmi tidak lepas dari posisi TGB di Perindo. Saya melihat pilihan Rohmi patut diapresasi,” sebutnya.
Kadri pun melihat kemungkinan Rohmi tidak akan berpartai. Jika pun akan gabung ke Perindo bisa jadi hanya suami Rohmi saja, Khairu Rijal.(jho)