PRAYA – Kebutuhan air warga dan untuk lahan pertanian menjadi mendapat perhatian DPRD Lombok Tengah (Loteng). Dewan meminta ini harus menjadi atensi Pemkab.
Wakil Ketua Komisi I DPRD Loteng, H Muhamad Bintang mengatakan, setiap tahun sering terjadi gagal panen dikarenakan ada beberapa wilayah yang semestinya tidak diperbolehkan menanam padi pada saat musim tanam kedua, namun tetap menanam. Ini yang musti menjadi atensi pemda kedepannya.
“Saya juga belum mengetahui dimana letak permasalahannya, apakah dinas yang belum melakukan sosialisasi ke tingkat bawah, atau dari pihak desa yang belum memberitahukan ke masyarakat,” kata Bintang.
Mestinya ada atensi dari pihak terkait untuk mengatasi permasalahan ini. Sebab selalu petani yang dirugikan terkait persoalan setiap tahun tersebut.
“Harus perkuat sosialisasi, ini kok masyarakat kita terus yang jadi korban,” sebutnya.
Menurut dia, beberapa program dulu seperti pemanfaatan bendungan Batujai hajatannya murni untuk irigasi pertanian. Namun, saat ini kenapa malah dijadikan sumber air PDAM. Dan setiap tahun pelanggan dari PDAM ini terus meningkat, bahkan bisa melebihi 100 persen.
“Warga kan butuh sumber air, sedangkan debit air terus berkurang karena air di bendungan batujai makin dangkal dan irigasi itu saja. Dan ia dengar kabar bendungan di pengge akan di buat sebagai sumber PDAM,” tuturnya.
Untuk itu, dewan sendiri saat ini kebanyakan merealisasikan program sumur bor, guna menyiasati terpenuhinya kebutuhan air warga. Namun, menurutnya untuk memenuhi kebutuhan air warga dari sumur bor dirasa akan membutuhkan banyak sumur bor dengan kapasistas debit air yang besar.
Untuk setiap tahunnya, dirinya sendiri selalu menganggarkan pembuatan sumur bor untuk warga. “Dari tahun ke dua saya jadi dewan selalu saya anggarkan empat sampai lima titik sumur bor. Terakhir saya buat di Ungge, Ranggagata, Kabul, Batujai dan Darek,” bebernya.(buy)