Batu Nisan Sering Dicuri, Fakta Sejarah Sulit Ditemukan
Ada salah satu situs makam yang penuh dengan cerita mistis, lokasinya di wilayah Desa Kopang mengungkapkan sejarahnya. Seperti apa?
BUYUNG-LOMBOK TENGAH
SITUS wisata mistis berada di Dusun Bajur, Desa Kopang Rembiga, Kecamatan Kopang Lombok Tengah. Sampai hari ini, belum ada yang mengetahui sejarah jelas terkait asal muasal kenapa ada makam yang memiliki corak tak seperti makam pada umumnya.
Namun, menurut pengakuan Kades Kopang Rembiga, Widianto. Selama ini banyak pihak yang mencoba menggali sejarah dari situs tersebut, namun upaya tersebut malah memunculkan banyak paradigma yang tak mendasar karena banyaknya versi cerita yang muncul. “Situs ini banyak yang buatkan film dan cerita dalam bentuk media lainnya. Tetapi, sampai saat ini belum ada yang bisa membuktikan secara ilmiah alur dari analisis cerita yang dibuat,” tuturnya.
Terlepas dari silsilah dan beragam cerita yang muncul, kades mendorong pihak terkait khususnya para arkeolog untuk memperhatikan lagi situs tersebut. Pasalnya, fakta sejarah yang saat ini bermunculan ditakutkan membuat konflik argumen yang tak kunjung usai. “Situs ini perlu diperhatikan karena fakta sejarah sulit ditemukan. Saat ini yang kita temukan hanya klaim semata saja. Kalau untuk mendekati sejarah yang ada belum ada,” ujarnya.
Untuk itu, pemdes sendiri berharap ada penyatuan persepsi silsilah “Makam Astana” selaku situs sejarah yang sudah ratusan tahun berada di wilayahnya. Kades berencana, dalam waktu dekat pihaknya akan mengundang narasumber yang berkopenten selaku referensi guna menyatukan cerita yang muncul sehingga kedepannya ada ditemukan kesepakan meski tak menghasilkan kebenaran yang pasti dari situs tersebut. Kalaupun ada pihak yang bersedia menggali informasi tersebut, tentu upaya tersebut akan memberikan dampak yang besar terhadap pengembangan sejarah lokal yang ada di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
“Kalaupun mengandalkan dinas terkait agak sulit. Kedinasan tidak pernah menggali hal tersebut sejak lama,” sentilnya.
Dia berharap ada kejelasan sejarah sehingga ketakutan seperti kegiatan pesugihan yang berpotensi bisa muncul, Hal ini mencoreng status sejarah situs yang kemungkinan ada sejarah besar di balik makam tersebut. Selain kegiatan pesugihan, beberapa kali pemdes juga menemukan adanya pencurian batu nisan yang dilakukan oleh oknum baik warga lokal maupun luar. Namun, anehnya para pencuri tersebut beberapa kali mengembalikan hasil curiannya karena mengaku mendapati pengalaman mistis yang tidak mengenakan semenjak nisan tersebut dicuri.
“Tak hanya satu dua kali dicuri, tetapi sering. Untuk itu semoga sejarah dari makam ini segera ada yang menindaklanjuti,” tuturnya.
Sementara, untuk memfasilitasi destinasi wisata mistis tersebut pemdes saat ini mulai membangun beberapa program fisik karena status lahan makam tersebut masih di bawah pengelolaan pemdes. (*)