PRAYA – Kasus kebutaan atau katarak jadi atensi Dinas Kesehatan (Dikes) Lombok Tengah (Loteng). Upaya mengurangi tingkat angka katarak terus dilakukan. Salah satunya dengan melakukan operasi katarak secara gratis. Berbagai pihak diharapkan dapat membantu untuk mengentaskan penyakit tersebut.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kesehatan Lingkungan (P3KL) Dinas Kesehata (Dikes) Loteng, Putrawangsa mengungkapkan, dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memproyeksikan jumlah warga Loteng yang mengalami kasus katarak di angka sekitar 5 ribu orang per tahun. Perkiraan angka katarak tersebut ditentukan dari total jumlah penduduk.
“Dari penduduk Lombok Tengah yang sekitar satu juta dua ratusan itu diperkirakan sekitar 5 ribu itu akan ada yang mengalami kebutaan dengan katarak karena faktor usia, faktor lingkungan,” katanya pada Radar Mandalika, belum lama ini.
Sementara dia mengutarakan, setiap tahun Pemkab Loteng hanya mampu melakukan operasi katarak gratis terhadap 500-700 orang. Operasi katarak mata itu dilakukan di dua tempat. Di Rumah Sakit Mata Provinsi NTB dan di Puskesmas Kuta.
“Kemarin (belum lama ini) udah operasinya kan 200 orang,” ungkap Putrawangsa.
Penyakit katarak ini rata-rata memang dialami warga lanjut usia (lansia). Tapi Putrawangsa mengatakan ada juga balita yang mengalami penyakit tersebut. “Ada juga yang balita. Tapi kasusnya di sini katarak kongenital istilahnya atau katarak bawaan sejak dalam kandungan,” kata Putrawangsa.
Dia menegaskan, kasus katarak termasuk jadi atensi Dikes Loteng. Belum lagi penyakit-penyakit menular yang lainnya. Salah satunya persoalan masalah kasus HIV/AIDS.
“Karena sekarang keterbukaan Lombok Tengah inikan semua orang masuk. Apalagi kasusnya ini HIV (Kuta, Praya dan Kopang). Itu jadi atensi kita untuk bagaimana penekanan terhadap HIV,” jelas Putrawangsa.(zak)