LOBAR–Dua pekan terakhir, banyak laporan warga Lombok Barat (Lobar) sakit demam, batuk dan pilek atau flu. Fenomena ini memunculkan spekulasi kembali adanya covid-19 di Lombok, khususnya Lobar. Lantaran beberapa gejala itu mirip dengan gejala covid-19. Bahkan rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tripat penuh.
Namun Dinas Kesehatan (Dikes) Lombok Barat (Lobar) belum berani memastikan fenomena banyaknya warga sakit itu akibat covid-19. Hanya saja sejauh ini kasus Covid di Lobar mengalami peningkatan. Dari yang sebelumnya beberapa bulan hanya ada satu kasus per pekannya.
“Ada 21 kasus covid-19 yang ditemukan selama 4-5 hari terakhir,” terang Kabid P3KL Lobar, dr H Ahmad Taufik Fathoni, Rabu (2/11).
Apakah ada potensi warga sakit itu karena terkena Covid-19? Fathoni mengatakan jika warga diswab, kemungkinan saja berpotensi terkonfirmasi. Hanya saja belum banyak warga yang melakukannya. Terlebih di tengah kondisi perekonomian warga yang sulit saat ini.
“Yang masuk rumah sakit ini karena diswab. Dari 21 orang, 12 orang isoman, artinya ringan sedangkan yang lainnya dirawat karena anak-anak dan orang tua,” jelasnya.
Pihaknya belum berani memastikan apakah ada potensi varian baru. Menyusul sempat ada isu yang mengatakan jika pasien pertama varian XBB baru pulang dari Lombok.
Untuk memastikan varian baru itu. sampelnya harus dikirim ke Jakarta. Namun hasilnya baru bisa diperoleh dua bulan lagi. “Kita tidak berani mengatakan (fenomena) ini covid. Cuma kita bisa katakan kasus covid meningkat,” imbuhnya.
Menurutnya banyaknya warga yang mengalami sakit ini, kebetulan dengan meningkatnya kasus covid. Ia hanya mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga imunitas serta memperbanyak makan dan mengkonsumsi vitamin.
“Dan terutama tetap terapkan prokes (protokol kesehatan),” imbaunya.
Sementara itu, Wakil Direktur Pelayanan RSUD Tripat dr. H Kaspan mengatakan, ada tren peningkatan pasien suspek covid-19 yang ditangani RSUD Tripat. Saat ini pasien yang ditangani rumah sakit plat merah itu sebanyak 18 orang dan dua dinyatakan positif.
“Untuk perawatan pasien suspek covid-19, kita menyiapkan di HCU dan IRNA 1,” jelasnya.
Sementara untuk ruangan penanganan pasien covid-19, sejauh ini belum penuh. Yang penuh hanya ruangan perawatan rawat inap pasien umum. (win)