PRAYA – Jumlah kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sapi yang di temukan di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) mencapai ratusan kasus. Penyakit ini di antaranya ditemukan di Kecamatan Praya Tengah dan Kecamatan Jonggat.
Karenanya, pemerintah desa di Kecamatan Jonggat mulai melakukan penyemprotan disinfektan pada kandang-kandang ternak. Baik pada kandang kolektif maupun kandang pribadi. Langkah tersebut merupakan salah satu cara mengantisipasi wabah virus PMK pada hewan ternak.
“Kita sudah mulai penyemprotan ditiap kandang sapi dan kambing,” terang Kepala Desa (Kades) Jelantik, Mariadi pada Radar Mandalika, kemarin.
Pihaknya menerangkan, penyemprotan dilakukan pada semua kandang baik itu kandang kolektif maupun kandang pribadi. Mariadi menyebut, ada sekitar lima kandang kolektif di desanya. Untuk kandang pribadi, dia tidak menyebut jumlah angka pastinya.
Disamping itu, Mariadi mengaku, petugas penyuluh lapangan (PPL) sudah melakukan penyuluhan dan sosialisasi mengenai penyakit ini kepada para peternak. Untuk di desanya, sejauh ini belum ada ditemukan sapi yang terpapar virus PKM. “Alhamdulillah masih aman,” ucapnya.
Hal senada disampaikan Kades Perina Kecamatan Jonggat, Maroan Hamdi. Dia mengungkapkan, salah satu langkah yang dilakukan untuk mengantisipasi virus PMK ini dengan menyemprot kandang ternak dengan disinfektan. Penyemprotan dilakukan di semua kandang. Baik kandang kolektif maupun kandang pribadi.
“Ada satu yang kolektif. Banyak juga kandang pribadi di rumah warga, selain kolektif,” katanya.
Sejauh ini, ungkap dia, belum ada ditemukan kasus PMK pada sapi alias masih aman. PPL sudah melakukan sosialisasi kepada para peternak. Karena itu pihaknya berharap, hewan ternak yang ada di desanya tidak ada yang sampai terpapar virus PMK.
Sekadar diketahui, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Loteng melalui Dinas Pertanian terus memantau hewan-hewan yang diduga mengidap PMK dan melakukan tindakan di lapangan.
Karena sudah ada ditemukan kasus PMK pada sapi. Mulai 14 Mei 2022, Dinas Pertanian Loteng telah mengeluarkan surat edaran menutup pasar hewan terbesar di Gumi Tatas Tuhu Trasna untuk membatasi pergerakan penularan PMK tersebut.
Dalam surat Nomor 521/277/ Diperta-Agr/2022, tertanggal 13 Mei 2022, untuk mengantisipasi penyebaran penularan PMK, Pemkab Loteng memperlakukan pembatasan pergerakan lalu lintas sapi, kerbau, kambing, dan babi dengan menutup sementara aktivitas pasar hewan yang berada di Desa Barabali Kecamatan Batukliang dan Kelurahan Gerantung/Batunyala Kecamatan Praya Tengah terhitung sejak tanggal 14 Mei sampai tanggal 4 Juni 2022.
Untuk diketahui, ciri-ciri sapi yang terkena PMK tersebut mengalami pembengkakan di rongga mulut, mengeluarkan cairan di hidung dan mulut, ternak lemas tidak bisa bangun karena tidak mau makan dan ditemukan luka di kuku dan mulutnya. (zak)