LOBAR – Moderasi beragama yang di dalamnya mengandung nilai toleransi, anti kekerasan, cinta tanah air, dan ramah budaya didiskusikan oleh Nusatenggara Centre (NC). Bersama 30 guru Raudhatul Athfal (RA) dan Taman Kanak-Kanak (TK) se Kota Mataram dalam “Workshop Mainstreaming Moderasi beragama pada Guru PAUD dan PIAUD,” Sabtu kemarin di Hotel Jayakarta.
Direktur NC, Dr. Kadri mengatakan, workshop ini penting karena toleransi dan anti kekerasan adalah sikap dan perilaku yang perlu diajarkan dan dibiasakan sejak usia dini.
“Karena guru PAUD dan TK adalah garda terdepan yang bisa menanamkan nilai-nilai moderasi pada anak di usia dini, maka penting rasanya mengumpulkan mereka untuk membicarakan dan menyusun model pembelajaran dan permainan anak usia dini berbasis moderasi beragama,” kata Kadri.
Sesi workshop dilanjutkan dengan penyampaian materi untuk penguatan pemahaman dan penyamaan persepsi tentang moderasi beragama oleh Prof. Miftahul Huda dan Prof. Suprapto. Secara panel, Prof. Miftahul Huda menyebut konsep moderasi beragama harus tetap dijalur religiusitas yang mencerahkan. Islam harus ditampilkan oleh penganutnya sebagai agama yang ramah dan membawa rahmah bagi semua orang.
“Anak usia dini adalah sasaran penguatan moderasi beragama yang tepat karena nilai baik seperti moderasi beragama harus dibiasakan dan dibudayakan sejak masa kanak-kanak,” ujar Miftah dalam materinya.
Sementara itu, Prof. Suprapto dengan gayanya yang kocak menjelaskan kalau nilai-nilai moderasi beragama bukanlah hal yang baru bagi pembelajaran di PAUD, karena nilai dan prinsip moderasi beragama berkorelasi dengan konsep atau tema-tema pembelajaran yang sudah biasa diajarkan pada PAUD. Oleh karena itu, workshop ini hanya mempertegas kembali atau merefresh konten yang sudah diajarkan di PAUD selama ini dengan pola pembelajaran dan permaianan yang kreatif dan menyenangkan.
“Kami senang sudah diundang oleh NC, dan jarang-jarang kami bisa dikumpulkan untuk membicara materi seperti ini. kami berharap NC bisa menggelar acara yang serupa dan bisa mengundang kami kembali,” ucap Faizah salah satu peserta dari salah satu RA di Kota Mataram.(rif)