PRAYA-Pemerintah Desa Pagutan, Kecamatan Batukliang menjawab ketakutan warga terhadap keberadaan pasar modern.
Kades Pagutan, Subandi mengatakan, secara pribadi tidak menginginkan adanya retail modern, namun memang pembangunan ini juga atas dasar keinginan warga. Terutama pemilik lahan yang berada di Dusun Pagutan.
“Kita sebagai pemegang kekuasaan juga harus menindak lanjuti permintaan warga setempat,” ungkapnyanya saat mengklarifikasi pemberitaan Radar Mandalika, sebelumnya.
Dengan kehadiran pasar modern ini, tentunya ada sisi positif dan negatifnya. Namun sekarang bagaimana sekarang bisa fokus bersaing dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di desa. “Jadi kedepannya para pedagang juga dituntut untuk bagaimanana mampu meningkatkan ilmu manajemen mereka dalam berjualan, bisa bersaing dengan retail modern,” tuturnya.
Kata kades, setelah pihaknya mengkaji bersama warga dan Kadus Pagutan bahwasanya dengan adanya pembangunan pasar modern yang buka 24 jam, akan mampu meningkatkan keamanan desa dan membuka lapangan pekerjaan baru bagi pemuda setempat.
“Yang tadinya tutup jam 8 malam, mungkin bisa sampai jam 10 sampai 11 malam buka,” sebutnya.
Pemdes melalui BUMDES akan berupaya mengcover semua pedagang di desa untuk memasarkan kebutuhan pokok dengan harga yang lebih murah, di banding pasar modern. Selain itu, nantinya bukan mereka yang dikuasai pasar, namun mereka yang harus menguasai pasar dengan manajerial dagang yang baik.
“Jika kami saksikan untuk kegiatan mayoritas konsumtif, warga di sini juga masih dominan melihat azaz kekeluargaan,” katanya lagi.
Menyambut persaingan dengan retail modern, pemdes telah membentuk perdagangan syariah, dengan membentuk sebuah kelompok Syariah Pagutan yang menggabungkan seluruh produk usaha warga mulai dari sembako, baju, makanan olahan, dan lainnya.
“Ini yang membedakan produk lokal dengan pasar modern,” tegasnya.(cr-buy)