MATARAM – Kepastian Sitti Rohmi Djalillah lebih memilih pisah dengan Zulkieflimansyah mendapat tanggapan beraneka ragam dari warga NTB. Termasuk beredar juga Player Zul-Uhel (Zulkieflimansyah-H.Moh.Suhaili FT) di sejumlah grub WhatsApp. Bagaimana tanggapan pengamat?
“Peluang menang tetap ada,” ungkap pengamat politik Mataram, Doktor Saipul Hamdi pada media ini, kemarin.
Namun demikian beberapa catatan penting yang menurutnya harus diatensi. Misalnya, peluang menang itu ada bilamana mana Calon Gubernur dari Pulau Lombok bisa lebih dari tiga orang.
“Tiga atau empat Cagub, maka tetap menguntungkan Zul,” kata Hamdi.
Dia melihat, Zul mampu meraup 70 persen suara di Pulau Sumbawa. Pasalanya, karakter pemilih Pulau Sumbawa akan lebih memilih calon gubernur dari Sumbawa dibandingkan calon wagub. Sebagai contoh pada Pilgub 2018 lalu, meski ada Almarhum Muh Amin mendampingi Suhaili saat itu namun mayoritas suara mengarah ke pasangan Zul-Rohmi.
“Tapi kalau head to head. Kita ndak tahu seperti apa. Atau milsakan tiga calon saja (dua Cagub dari Lombok) persaingan pasti ketat,” katanya.
Pertanyaannya, apakah Suhaili yang akrab disapa Abah Uhel akan rela menjadi nomer dua. Sementara selama ini Suhali-Asrul cukup menguat termasuk saat mendaftar di parpol misalnya ketika mendaftar di PPP. Hamdi tidak menampik jika pendukung militan Abah Uhel masih mengakar di Lombok Tengah, diluar basis Yatofa. Terlebih kepemimpinan Abah Uhel di Lombok Tengah yang membawa infrastukrur Gumi Tatas Tuhu Trasna tersebut masih melakat diingatan masyarakat Lombok Tengah.
“Kalau bergabung dua kekuatan ini (Zul-Uhel) bisa jadi kuda hitam. Cuma suhaili apa mau jadi nomor dua?” tanya dia.
Hamdi melihat ada tantangan tersendiri bagi Doktor Zul, misalnya respon masyarakat. Dimana masyarakat Lombok khususnya banyak yang merepon kurang positif saat Zul memimpin NTB lima tahun lalu. Misalnya banyak pihak melihat ketimpangan pembangunan Lombok dan Sumbawa dari alokasi APBD yang ada.
“Perlu diingat repson masyarakat terhadap doktor Zul sepertinya agak kurang positif. Terutama yang kontra politik dengan beliau,” ujarnya.
“Yang melihat kecenderungan pembangunan ada ketimpangan,” sambungnya.
Namun Hamdi meyakini Doktor Zul maupun Abah Uhel lebih paham strategi politik.
“Saya kira mereka lebih paham strategi politik. Mereka udah berpengalaman semua tinggal resistensi dari masyarakat aja,” jelasnya.
Disinggung hasil survey belakangan ini yang menempatkan Zul tertinggi, Hamdi mengatakan sebagai incumbent masih standar. Sebab rata-rata hasilnya masih dibawah 50 persen.
“Incumben itu yang bagus yang positif (hasil surveynya) misalnya 50 persen ke atas. Sementara Zul masih 25-30 persen,” ujarnya.
Tapi dia melihat jika duet Zul-Uhel berpeluang menang di Pilkada NTB 2024 ini. “Kalau (dua figur ini) maju bersama,” pungkasnya. (jho)