KHOTIM /RADARMANDALIKA.ID WISATAWAN: Terlihat pengunjung yang sedang berjalan di areal Hotel Novotel Lombok, belum lama ini.

PRAYA – Peraturan Gubernur (Pergub) soal standardisasi harga hotel jelang perhelatan Word Super Bike (WSBK) dan Indonesia Asian Talent Cup (IATC) dinilai tidak dipahami secara utuh. Hal ini yang mempengaruhi kenaikan harga hotel.

Perhelatan WSBK dan IATC tahun yang akan digelar 11-13 November mendatang di Sirkuit Mandalika. Dimana ini merupakan musim kedua digelarnya perhelatan WSBK di tanah air. Dimana sebelumnya menjadi pembelajaran awal dan evaluasi semua pihak di Indonesia dalam pegelaran motor dunia yang masih kurang matang dalam persiapannya.

Namun tidak ingin terulang kedua kalinya, gubernur dengan peraturannya mengeluarkan edaran, dimana tidak boleh ada harga hotel yang melambung tinggi saat pagelaran even di NTB. Namun, hal itu dianggap suatu hal yang keliru dan belum dipahami utuh oleh pemangku kebijakan.

Ketua Mandalika Hotel Asosiation (MHA), Samsul Bahri mengungkapkan, tingginya permintaan kamar hotel tentu akan sangat berpengaruh mengingat dalam Pergub harga yang ditetapkan dinilai tidak sesuai dengan pertimbangan dan hitungan sebagaimana yang diberlakukan dalam manajemen bisnis perhotelan.

“Kemarin kami semua para pengelola hotel bertemu dengan Kadis Pariwisata Provinsi NTB, artinya pembahasan kemarin hanya sekedar sharing dan pemprov saja bingung setelah kami jelaskan bagaimana terbitnya harga hotel, artinya kita berjalan sesuai dengan mekanisme sebagaimana mestinya,” ungkapnya.

Setelah pihaknya menjelaskan hal itu, pihak Disparpun bingung dengan skema menentukan harga hotel yang memiliki hukum bisnis dan perumusannya. Dan rata-rata dari pengusaha hotel yang dipanggil belum dapat menerima aturan tersebut.

Samsul menyatakan, pihaknya masih hanya melakukan sharing mengingat masih banyaknya perdebatan. Baik yang dikatakan harga normal, yakni mulai dari standardisasi bar 1, 2 dan 3. Kemudian juga ada harga reacread dan normal. Mengingat dalam konteks ini tidak bisa ditarik sama demikian.

Dalam satu kondisi harga ini juga bisa mengalami kenaikan dan penurunan. Terlebih kemarin untuk hotel besar pada saat pembahasan dengan Dispar lumayan alot. Mengingat pihaknya juga tidak serta merta memunculkan harga demikian muncul tiba-tiba tanpa pertimbangan yang jelas.

Namun, hal ini masih ada pembahasan lanjutan, evaluasi dan monitoring ke depan supaya lebih baik, dan lebih pada saling info sharing yang bermanfaat.

Samsul yang mempertanyakan dalam dunia bisnis perhotelan, jangankan hanya tiga bulan, bahkan setahun menjelang even pun harga bisa berubah. Mengingat sudah dapat dipetakan target penonton, jumlah penonton, juga dari variabel dan harga tiket maupun travel agen.

“Pengalaman pertama kemarin 2021, maka dalam tahun ke dua ini, semoga kita semua maupun pemerintah belajar dalam even sebelumnya dalam kewajaran kita tidak maksimal sehingga ke depan kita lebih baik,” harapnya.

Kondisi saat ini di tahun 2022 ini sedikit berbeda dimana kondisi pasca covid-19.Dimana bisnis kita sudah normal, dan para fans dan penonton  bisa normal dan bisa datang, bahkan akan banyak penonton.

Kesiapan MHA dengan 65 hotel dalam asosiasi sebanyak 2500 kamar, dan data kamar hotel  se Loteng bisa sampai 5000 baik homestay, guest house dan hotel bintang lima sekalipun.

“MHA sudah siap dan karena kita di ring satu dan bintang 3-5 dihuni oleh crew dan official dan bisa saja setengahnya oleh penonton sponsor dan EO,” bebernya.

“Kita lebih maksimal menyiapkan dalam WSBK ini. Dulu buka setengah. Sekarang kekuatan penuh dan maksimal,” tambahnya.

Sekarang ini pertimbangan semua pihak harus cerdas membaca pasar. Jangan sampai kecolongan lagi. Jangan sampai harga tinggi dan saat even masih ada kamar yang kosong. Dan ia tetap menghimbau kepada semua anggota MHA untuk tetap menjaga nama baik.

“Harga Sekarang, per hari diangka estimasi kondisi di bawah 50 persen start mulai dari Rp 400 ribu, kemudian untuk kamar President Suite diangka Rp 900 ribu. Apabila keterisian kamar hotel di atas 50 persen  maka harga naik hingga 20 persen,” paparnya.

“Kalau dalam even WSBK nanti bisa saja berkisar maksimal naik dua kali lipat harga normal, namun itu masih aman kok di bawah Pergub yang sedang diperbincangkan, asal jangan tiga kali lipat atau di atasnya,” tandasnya. (tim)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 384

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *