MATARAM – Harga gula pasir di pasar tradisional Kota Mataram semakin pahit, tembus Rp 16 ribu per kilogram. Daya beli masyarakat tentu tergerus. Sehingga, pembeli dan pedagang semakin dibuat resah saja dengan lonjakan harga gula pasir tersebut.
“Di hari Senin (24/02) Rp 16 ribu (harga gula pasir, Red). Saya aja meriang,” kata Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Barang Pokok dan Penting (Bapokting) pada Dinas Perdagangan Kota Mataram, Sri Wahyunida, via ponsel, kemarin.
Diakui, harga gula pasir belum bisa stabil sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) pemerintah pusat yaitu Rp 12 ribu per kilogram. “Kita tidak tinggal diam dengan informasi seperti ini. Saya jujur sampai nelpon Bu Selly (Kadis Perdagangan NTB). Saya meriang dengan harga gula ini,” ungkap dia, via ponsel, kemarin.
Lonjakan harga gula memang sudah terjadi di pasaran sejak Januari hingga Februari 2020. Sri tidak bisa memastikan penyebab harga gula hingga bisa tembus Rp 16 ribu per kilogram di wilayah Kota Mataram. Apakah dikarenakan stok gula langka di distributor atau ada permainan. “Kita tidak tahu apakah ini ada permainan atau tidak,” timpal dia.
Menurut Sri, stok gula masih ada alias tidak terjadi kelangkaan barang. Sebab selama, ketika pihaknya mengadakan pasar rakyat, para distributor berani menjual harga sewajarnya. Misalnya, Transmart berani mengeluarkan harga Rp 12.500 per kilogram. Alfamart juga menjual dengan harga Rp 12.500 per kilogram. Kemudian Aisa Baru berani mengeluarkan dengan harga Rp 13 ribu.
“Distributor gula juga mau mengadakan OP (Operasi Pasar) dengan Rp 12 ribu,” beber perempuan berjilbab itu.
Bisa jadi sebut Sri, tingginya harga gula pasir di atas HET yang ditetapkan pemerintah pusat karena para pengecer membeli harga dengan harga tinggi pula. Sehingga, mau tidak mau pengecer di pasar tradisional penjual dengan harga tinggi kepada konsumen. Karena pasti tidak ingin merugi. “Ketika dia (pengecer) membeli gula mahal, dia akan terus menjual dengan harga mahal kan. Mungkin dia mengosongkan stok. Kalau ada gula yang harga mahal itu kemungkinan waktu dia membeli di distributor itu dengan harga mahal,” tambah Sri.
Untuk menstabilkan harga gula kata dia, pihaknya menjalin kerjasama dengan Dinas Perdagangan Provinsi NTB untuk menggelar Operasi Pasar (OP). Pelaksanaan OP akan dimulai di Kantor Camat Ampenan tanggal 4 Maret 2020. Dalam OPD ini dihadirkan distributor gula yaitu dati PT Sukses Mantap Sejahtera dan PT Sukses Karya Mandiri untuk distributor minyak goreng. Masyarakat nanti bisa membeli gula dan minyak dengan harga terjangkau.
“Rencananya untuk OP itu untuk gula kita hadirkan 500 kilo gula Tambora dengan harga Rp 12 ribu. Sedangkan untuk minyak juga 500 liter,” tutur dia.
Ditegaskan, OP akan terus digelar di wilayah Kota Mataram hingga harga gula pasir dalam kondisi stabil. Yaitu sesuai HET pemerintah pusat dengan harga Rp 12 ribu per kilogram. Sehingga, Dinas Perdagangan Kota Mataram bersama provinsi sudah menjadwalkan pelaksanaan OP secara bergiliran dari satu tempat ke tempat lainnya. Jika harga gula kembali stabil alias tidak lagi mengalami lonjakan harga maka OP tidak lagi dilaksanakan.
“Makanya kita mengadakan OP biar kembali stabil di ritel-ritel yang lain. Distributor gula sudah siap menjual gula dengan harga HET pemerintah. Nanti pasar tradisional mengikuti,” terang dia. (zak)