Keterbatasan fisik tak mematahkan semangat Fitri Nugrahaningrum ingin menjadi anggota legislatif DPRD Lombok Barat. Ada niatan mulia di balik pilihannya itu. Berikut penuturannya.
WINDY DHARMA-LOMBOK BARAT
FITRI sapaan akrab wanita penyandang disabilitas ini. Wanita asal Desa Kediri Kecamatan Kediri Lombok Barat (Lobar) itu sangat berharap bisa menjadi Anggota DPRD Lobar 2024 mendatang. Meski dengan keterbatasan penglihatan (tunanetra) tak lantas mematahkan semangatnya untuk bersaing dengan sejumlah Bacaleg yang berkondisi normal.
Ingin memperjuangkan hak-hak kaum disabilitas, menjadi alasan wanita tunanetra itu maju dalam Pileg 2024. Sehingga ia sangat berharap bisa menang demi para kaum disabilitas. “Niat saya nyaleg karena saya ingin ada perubahan pada hidup dan kehidupan penyandang disabilitas. Saya ingin lebih bermanfaat bagi masyarakat dan ingin membuktikan apakah politik Indonesia sudah inklusif atau tidak,” aku Fitri, Rabu (21/6).
Tak bisa dipungkiri hingga kini kesetaraan bagi para kaum disabilitas pada beberapa bidang masih belum dirasakan. Penyandang cacat masih dipandang sebelah mata. Padahal kaum disabilitas bisa sama dengan orang biasa yang normal dalam menjalankan berbagai bidang. Namun dalam bidang politik, kesehatan, pendidikan, kesejahteraan infrastruktur, belum mereka dapatkan.
Untuk itulah kader Partai Gelora itu maju menjadi calon anggota legislatif 2024 di Dapil Kediri-Labuapi. “Adik-adik kita harus bekerja keras untuk mengejar pendidikan mereka, Harusnya kalau inklusif, sekolah itu harus memiliki layanan atau fasilitas khusus supaya mereka bisa dengan mencapai cita-citanya dengan kesetaraan yang ada, seperti pembimbing mereka yang buta tuli, fasilitas bagi mereka disabilitas fisik supaya ruang kelasnya di lantai bawah jangan kasi ruangan di atas,” katanya.
Seperti anaknya yang saat ini menempuh dunia pendidikan di salah satu universitas di Mataram. Dengan keterbatasan pendengarannya harus bekerja keras menyelesaikan kuliahnya. Dimana, dosen nya sendiri menjelaskan tanpa ada bahasa isyarat dan teman-temannya tak mendukung dengan ketulian nya. “Kan lelah dia menyelesaikan kuliahnya, kalau memang menerima tentunya harus menyertai dengan layanan, fasilitas, dengan membangun moralitas bersama di lingkungan pendidikan itu. Itulah alasan saya harus maju supaya bisa menyuarakan teman-teman kita yang disabilitas,” katanya.
Bagaimana nantinya jika terpilih? Tentunya akan banyak perubahan yang didapatkan dan diperoleh kaum disabilitas. Salah satunya terkait fasilitas kesehatan. infrastruktur yang menunjang teman-teman disabilitas dalam memperoleh kesehatan, pendidikan, infrastruktur dan sebagainya. “Intinya kami hanya mau ada kesetaraan dalam perlakuan terhadap kami baik itu di fasilitas kesehatan, infrastruktur, dunia pendidikan, dan lain-lain yang tentunya teman-teman disabilitas harus memiliki perlakuan yang khusus,” serunya.
Dia sendiri tak muluk-muluk dalam memberikan jawaban ketika ditanya mengenai alasannya untuk maju dalam pemilihan legislatif 2024 ini. Namun saat ditanya mengenai kesiapannya maju dan memilih Partai Gelora, Fitri sendiri paling semangat dalam hal itu. “Mungkin saya yang paling sudah siap, mau terbuka atau tertutup sudah siap jasmani dan rohani, di Partai Gelora aja saya yang paling pertama menyiapkan berkas saat mendaftar itu,” katanya.
Saat ditanya kenapa memilih partai Gelora, ia mengaku menemukan jawabannya ketika melaksanakan salat tahajud. Saat salat itu dia sangat yakin bahwa Partai Gelora yang menjadi pilihannya walaupun banyak partai yang meliriknya. Lalu untuk dukungannya sendiri, pemilik yayasan Samara Lombok itu mengandalkan suara banyak dari teman-teman disabilitas dan keluarganya. Namun selain mengandalkan itu tentu ia sudah mempersiapkan dirinya untuk bisa meyakinkan masyarakat agar memilihnya.
“Saya yakin bisa menang, do’a teman-teman dan harapan kita pasti bisa terwujud dengan ikhtiar kita bersama,” harapnya.(*)