WINDY DHARMA/RADAR MANDALIKA SEMARAK: Parade Budaya Festival Pesona Senggigi yang berlangsung di jalan raya Senggigi, Minggu (30/10).

LOBAR – Ferstival Pesona Senggigi resmi digelar kembali, Jumat (28/10). Setelah dua tahun event yang bertajuk budaya fakum akibat pandemi covid-19. Berbeda dengan beberapa tahun sebelumnya, pada pelaksanaan tahun ini  Dinas Pariwisata (Dispar) mengandeng Kantor Bea Cukai Mataram melalui Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT).

Event yang berlangsung dari 28-6 November itu dibuka dengan pelaksanaan presean yang digelar di Pasar Seni Senggigi. Kemudia parade budaya empat desa yang mempertujukan kesenian khas desa dan hasil bumi, minggu (30/10).

Pertunjukan parade dan presean itu menarik masyarakat dan wisatawan datang.  Bahkan cukup banyak para wisatawan asing (Wisman) atau mancanegara yang menyaksikan pertunjukan pada sore hari itu.

Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Lobar, H Ilham menilai pelaksanaan event budaya harus tetap diselengara. Sebab ditengah gempuran budaya globalisasi, budaya lokal harus tetap dipertahankan.

“Transpormasi budaya global masuk kepada negara dan daerah kita terus intens waktu ke waktu, oleh karena itu kita harus memiliki kemampuan untuk memproteksi kultur dan budaya yang sudah berkembang dimasyarakat kita,” terang Ilham.

Menurutnya salah satu upaya melestarikan itu dengan festival budaya pesona Senggigi ini. Agar budaya ini tetap terjaga dan tertanamkan pada generasi muda Lobar. Sehingga masyarakat dan pemuda mencintai budayanya sendiri.

“Kita tidak bisa menutup diri dengan budaya internasional tetapi kita jangan lupa memperkuat akar budaya kita. Sehingga saya mengajak untuk memperkuat akar budaya kita,” pungkasnya.

Pelaksanaan Festival Budaya Pesona Senggigi inipun sangat diapresiasi oleh desa di Kecamatan Batulayar. Bahkan tokoh budayawan Lokal senang dengan terselengaranya event budaya itu. Termasuk tetap melestarikan kebudayaan presean yang sudah ada dari nenek moyang.

Selama tiga hari pelaksanaan event itu, pelaksanaan presean tetap digelar di Pasar Seni Senggigi. Sebanyak empat padepokan yang bertabur bintang pepadu ditampilkan.

“Teman-teman padepokan ini senang dan banga karena sudah mulai diundang dikegiatan budaya seperti ini,” terang Budayawan Lombok, Muhaymi.

Menurutnya, para sangar seni atau padepokan itu merasa senang karena bisa menujukan kembali kempuannya. Tentu dengan begitu akan banyak wisatawan yang datang menyaksikan.

” Kedepanya kita harapkan pepadu-pepadu lain di Pulau Lombok bisa turut dilibatkan untuk kegiatan budaya seperti ini,” jelasnya.

 

Sementara itu, kabid Pemasaran Dinas Pariwisata (Dispar) Lobar, Hj Marlina menerangkan pelaksanaan Festival pesona Senggigi ini berlangsung dari 28 September sampai 6 November 2022. Terdiri dari pertujukan Presean dari 28-30 September. Puncaknya tanggal 30 itu juga dilaksanakan parade budaya dari empat desa di Kecamatan Batulayar.

“Masing-masing desa mempertunjukan kesenian khas masing-masing, hasil bumi, rempah dan hasil tani,” jelasnya.

Pelaksanaan event itu berlanjut di 2 November untuk pertunjukan wayang kulit dimalam hari. Event itu kata Marlina akan diakhiri dengan Senggigi Sunset Jazz pada 5-6 November. Pihaknya berharap melalui event ini tingkat kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara bisa kembali mengeliat di destinasi wisata icon Lobar itu.

“Kita inginkan Senggigi ini ramai seperti tahun-tahun sebelumnya,” pungkasnya.(win)

 

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 390

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *