PRAYA-Kabar duka kembali menimpa Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Sanimah, 40 tahun seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Dusun Batu Tinggang Desa Labulia, Kecamatan Jonggat Lombok Tengah dikabarkan meninggal dunia pada 14 April 2021. Namun sampai dengan detik ini, jenazah TWK itu masih tersimpan di ruang jenazah salah satu rumah sakit di Herbil, Irak. Belum ada kejelasan kapan dipulangkan.
Adik dari almarhum Sanimah, Jamsuri mengaku baru mengungkapkan ini ke public karena tidak tahu harus bagaimana. Keluarga besar sampai sekarang masih terus menunggu kapan jenazah akan dipulangkan. Demikian empat orang anak almarhum.
“Kami harap kepada pemerintah bisa membantu kami,” harapnya saat ditemui Radar Mandalika, Minggu kemarin di kediamannya.
Jamsuri menceritakan, kakanya berangkat ke luar negeri menjadi TKW sekitar akhir bulan April 2019. Almarhum diterbitkan paspor 23 april 2019. Ia menyebutkan, kakanya berangkat menjadi TKI melalui seorang tekong diduga asal Desa Ganti, Kecamatan Praya Timur bernama Abdul Rasyid jalur illegal.
“Kami terima informasi saudara kami ini meninggal dunia dari rekannya sesame TKI di sana. Kami ditelpon sore hari diberi tahu kalau Sanimah meninggal dunia karena sakit,” ceritanya.
Atas kondisi saat ini, keluarga meminta kepada tekong dan perusahaan agar bertanggungjawab. Meminta agar jenazah dipulangkan segera, jika tidak keluarga mengancam akan melaporkan ke Polda NTB.
“Sepengetahuan saya, almarhum pernah transfer uang ke anaknya,” katanya.
Saudara almarhum juga membeberkan, jika Sanimah status janda yang suaminya telah meninggal dunia kurang lebih 1,5 tahun lalu. Ia juga mengaku, pernah melakukan komunikasi dengan pihak Kedutaan RI via telpon, dijanjikan jenazah akan segera dipulangkan.”Katanya semua berkas sudah ditandatangani. Tapi janjinya begitu saja,” ungkapnya.
Sementara, Ketua Lembaga Himpunan Buruh Migran Indonesia, Muh. Sirajudin mengaku sempat berkomunikasi dengan majikan tempat almarhum bekerja. Disampaikan majikannya, jika almarhum sering sakit di tempat kerja.”Majikan kecewa, kok orang skait dikirim,” cerita Sirajudin.
Atas kasus ini, ia meminta atas nama lembaga agar para tekong dan perusahaan bertanggungjawab.”Permintaan keluarga harus dipulangkan,” katanya tegas.
Dikonfirmasi yang disebut tekong, Abdul Rasyid membantah jika dia yang memberangkatkan almarhum. Ia dalam hal ini mengaku tidak tahu menahu.”Bukan saya, almarhum suaminya yang bawa dan serahkan ke tekong dari Gerung, Lombok Barat, H Marjuki. Termasuk anakya tahu,” tegasnya via ponsel.(red)