LOTIM – Nasib nahas dialami seorang bocah berusia 2 tahun. Korban bernama Dimas Maulana Muksin ditemukan tewas di selokan tidak jauh dari rumahnya saat ditinggal ke sawah. Balita asal Batu Bangkok Dusun Bagek Nyala Desa Montong Beter Kecamatan Sakra Barat Lombok Timur (Lotim) ditemukan tewas sekitar pukul 14.30 Wita, kemarin.
Kronologi kejadiannya, sekitar pukul 14.00 Wita korban diketahui sedang tidur di rumah neneknya, Hj. Jamaiah. Disaat korban tertidur, nenek korban pergi ke sawah mengantar air minum untuk orang yang sedang bekerja menggarap sawahnya. Rupanya selama saksi berada di sawah, korban terbangun dari tidurnya dan keluar rumah untuk bermain.
Selepas dari sawah dan tiba di rumah, sang nenek langsung mencari cucunya namun tidak ditemukan di tempatnya tidur. Nenek korban (saksi) pun melakukan pencarian. Karena tidak ditemukan, ia pun meminta memberitahukan warga setempat sehingga dibantu melakukan pencarian.
Bahkan dalam proses pencarian itu, warga sampai menutup saluran air drainase yang berada tidak jauh dari rumah nenek korban. Begitu menutup pintu air dan melakukan pencairan di sepanjang saluran, akhirnya sekitar pukul 15.50 Wita, korban ditemukan warga bernama Muhamad Tahir. Korban pun dilarikan ke Klinik Hasanah Desa Bungtiang Kecamatan Sakra Barat usai dilihat kakak sepupunya, sudah terbujur kaku di saluran tersebut. Begitu diperiksa, dokter memastikan korban sudah tidak bernyawa. Kepergian korban untuk selama-lamanya, langsung disambut tangisan histeris.
Kapolsek Sakra Barat melalui Kasi Humas Polres Lotim, IPTU Nicolas Oesman membenarkan peristiwa seorang balita 2 tahun ditemukan meninggal di saluran irigasi karena terhanyut. Polsek Sakra Barat yang menerima informasi kejadian itu, langsung turun mengamankan Tempat Kejadian Perkara (TKP). Tim Inafis Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polres Lotim, juga turun melakukan identifikasi dan olah TKP.
“Tidak ada tanda-tanda kekerasan dialami korban, melainkan murni kecelakaan saat korban bermain di saluran irigasi,” terangnya.
Atas peristiwa tersebut, pihak keluarga menerimanya sebagai musibah. Sehingga jenazah korban diserahterimakan pada pihak keluarga, untuk dimakamkan. “Keluarga menolak untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut, sebab menerima peristiwa itu sebagai musibah,” tandasnya.
Di musim hujan ini dan untuk menghindari kejadian serupa terjadi lagi di tengah-tengah masyarakat, ia mengimbau masyarakat agar mengawasi anak-anaknya, apalagi anak tersebut masih balita. “Ketika anak-anak kita sedang bermain di luar rumah terutama dimusim hujan, baiknya tetap diawasi,” imbau Nicolas. (fa’i/r3)
Apakah etika berbahasa saat ini udah gak ada artinya?? Sering kali ssya lihat maupun dengar kata TEWAS digunakan pada manusia yang meninggal. Apakah kata TEWAS itu bisa diganti dengan kata yang lebih manusiawi??? Mksi