Ist/Radar Mandalika Sambutan Meriah; Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno saat tiba di Desa Wisata Bonjeruk, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Kamis (04/11)

MATARAM – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Salahuddin Uno menemukan adanya penjual jamu yang masih mengerjakan pembuatan Jamu dengan alat-alat yang tradisional. Hal ini ditemukan Sandi saat mengunjungi Desa Wisata Bonjeruk, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, Kamis siang.

Sandi kemudian langsung mengobrol dengan penjual jamu yang masih dibuat secara tradisional tersebut.

“Jamu yang dibuat secara tradisional memang sudah jarang ditemukan, dan ini perlu dilestarikan,” katanya.

Menurutnya, penjual jamu yang bernama Ibu Lomin atau biasa disapa Ina Ela tersebut adalah penjual jamu satu-satunya di Desa Bonjeruk. Sehingga penjualannya juga lumayan, bahkan dia sudah melakukan satu inovasi yaitu dengan menjual dua jenis jamu yaitu jenis bubuk dan siap minum.

Menurut Sandi hal tersebut adalah salah satu inovasi yang mengikuti perkembangan, sehingga dengan adanya inovasi maka dia yakin usaha yang dilakukan oleh ibu Lomin bisa terus berkembang.

“jadi bisa membangkitkan ekonomi Lomin dan kalau pesanan berlipat-lipat bisa meminta tolong warga lainnya sehingga bisa menciptakan lapangan kerja baru,” tegas Sandi.

Namun, saat Sandi berbincang dengan Lomin dia mengeluhkan masih harus melakukan pekerjaan dengan sangat tradisional. Oleh karenanya, Sandi langsung memesan alat pemarut di salah satu marketplace untuk ibu Lomin guna meningkatkan produksinya. Diharapkan dengan ini selain peningkatan ekonomi bisa juga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Desa Bonjeruk.

Sementara, Lomin mengaku, kalau selama ini bahan-bahan jamu yang dijualnya memang harus diparut dan direbus secara manual. Sehingga dirinya memang terkadang keteteran dengan pesanan yang diterimanya. Walaupun saat ini dibantu oleh beberapa orang dalam membungkus jamu hasil buatannya.

“Kalau yang pesan memang sudah banyak, tapi terkadang kita tidak sanggup menerima pesanan yang kian banyak,” tuturnya.

Hingga akhirnya dia mendapatkan alat pemarut jahe dari menteri yang akan dimanfaatkan sebaik mungkin untuk memproduksi jamunya.

“Saya sangat terbantu dengan bantuan yang diberikan oleh pak menteri, kalau marut sendiri itu pasti lama, terimakasih atas bantuannya pak menteri”, tukasnya.(jho)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 359

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *