PRAYA – Meluasnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang sapi di NTB membuat Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Nasrullah turun gunung. Dirjen pun mengimbau para peternak untuk tidak panik.
Diketahui, khusus kasus PMK pada hewan ternak sapi di Kabupaten Lombok Tengah hingga saat dilaporkan berjumlah 608 ekor sapi, ada peningkatan 313 kasus pada 15 Mei 2022. Kasus ini tersebar di empat kecamatan di antaranya, Kecamatan Jonggat dengan 153 kasus di Desa sukarara, Nyerot, Barejulat dan Puyung. Sedangkan Kecamatan Praya Timur Desa Sukaraja 54 kasus, Praya Tengah Desa Kelebuh 400 kasus, Praya Barat Daya Desa Banyu Urip 1 kasus.
“Kita berharap peternak tidak panic,” serunya di hadapan media, Kamis kemarin.
Ditegaskan Dirjen, ada juga sapi yang terpapar penyakit menular ini bisa sembuh. Dari jumlah kasus 63 ekor di Desa Kelebuh dapat disembuhkan 60 ekor sapi.
“Dari ratus hewan di NTB yang suspek PMK tidak ditemukan ada yang mati,” ungkapnya.
Dirjen mengatakan, Kementerian Pertanian setiap harinya turun ke lapangan untuk melakukan pengecekan terhadap kandang-kandang yang dididuga terdapat kasus PMK, kemudian melakukan tindakan pengobatan cepat tanggap serta memberikan obat-obatan kepada para peternak.
Pihaknya juga sudah membuat posko crisis center baik di kabupaten maupun Provinsi. Sehingga jika nantinya ada laporan bisa dengan lebih cepat ditangani.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pertanian Lombok Tengah, Taufikurrahman mengatakan sapi yang paling banyak terpapar di Desa Kelebuh, Kecamatan Praya Tengah.
“Dari 608 ekor yang terpapar ada 168 ekor yang sudah sembuh, dan yang dipotong paksa ada 1 ekor, belum ada kasus kematian dampak PMK,” terangnya.(tim)