Minim Sosialisasi, Wali Murid Bawa Pulang Anaknya
Pemerintah saat ini mulai menggencarkan suntik vaksin bagi anak usia 6 sampai 11 tahun. Demikian juga di Lombok Tengah. Dari vaksinasi ini, banyak para orangtua tidak memberikan izin anaknya disuntik. Seperti apa?
HAZA-LOMBOK TENGAH
BARU-baru ini vaksinasi bagi anak usia 6 sampai 11 tahun mulai dilakukan. Entah ada apa yang membuat pemerintah memutuskan vaksinasi untuk anak harus dilakukan. Sementara sampai dengan sekarang, pemerintah belum memastikan gara-gara divaksin virus korona ini tidak bisa menjangkit orang yang sudah disuntik vaksin.
Selain soal itu, khusus vaksinasi bagi anak juga banyak membuat orang tua wali murid terkejut. Banyak juga yang menolak anaknya disuntik vaksin dengan beragam alasan. Belum lagi sosialisasi yang dilakukan pemerintah nyaris tidak ada bagi anak. Semuanya dikebut.
Sama temuan di SDN 3 Ungga sesuai penuturan Kepala SDN 3 Ungga, Kecamatan Praya Barat Daya, Hj. Suriani. Dia menceritakan, dari 172 siswa hanya 49 orang yang sudah divaksin covid-19. Hal ini disebabkan kurangnya sosialisasi dari pihak terkait kepada orangtua wali, sehingga pada saat pelaksanaannya banyak orangtua tidak merespons positif terkait pelaksanaan vaksinasi.
“Saya mendapatkan pesan dari Puskesmas Darek Jumat lalu sementara pelaksanaan vaksin covid-19 Hari Sabtu, sehingga tidak ada persiapan mengundang para orangtua untuk mensosialisasikan vaksin ini,” ungkapnya kepada Radar Mandalika.
Seharusnya, sebelum vaksin dilakukan petugas terkait alangkah baiknya bekerjasama dengan pihak sekolah memberikan edukasi kepada masyarakat manfaat dari vaksin. Karena sifatnya mendadak pihaknya menghubungi Komite dan diinformasikan melalui pengeras suara. Hasil para orangtua banyak yang tidak mengizinkan anaknya divaksin bahkan ada yang menjemputnya pulang pada saat pelaksanaan.
“Belum lagi faktor ditempat tinggal anak-anak para remaja disana menakuti mereka bahaya vaksin dan tata cara pelaksanaan vaksin,” ungkapnya.
Katanya, apabila sosialisasi sudah disampaikan secara lengkap oleh pihak yang lebih paham kepada masyarakat mengenai efek samping dan manfaat vaksin, dia yakin banyak yang merespons baik.
“Sosialisasi secara merata perlu dilakukan agar tidak ada isu-isu yang berkembang ditengah masyarakat. Apalagi ini sasarannya anak-anak tentu akan lebih sulit apabila tidak ada dukungan dari wali murid,” yakinnya.
Kepala sekolah ini berharap pada jadwal selanjutnya terlebih dahulu ada bentuk sosialisasi dari pihak terkait. Menurutnya pro kontra terkait vaksinasi anak usia 6-11 tahun pasti ada karena ini baru pertama kalinya dilakukan. Dimana ini adalah salah satu cara menyamakan persepsi masyarakat dan paham pentingnya vaksinasi.(*)