MATARAM – Pembongkaran jalan Bypass BIL- Mandalika sepanjang kurang lebih 10 meter yang disebabkan buruknya saluran drainase, membuat anggota DPRD NTB geram. Mereka berencana akan turun investigasi.
Ketua Komisi IV DPRD NTB, Achmad Puaddi menegaskan harusnya pembagunan apapun harus memikirkan dampak yang mungkin bisa ditimbulkan. Jangan terkesan hanya membuat jalan jadi atau melebarkan tetapi tidak mengantisi dampak yang akan terjadi. Politisi Golkar itu terlihat membela kepentingan masyarakat. Tidak seharusnya menyalahkan masyarakat yang melakukan perusakan jalan itu.
“Kenapa harus menimbulkan kekhawatiran masyarakat, sehingga (harusnya) perencanan yang bagus,” kata Puaddi, kemarin.
“Jangan paksakan jalan jadi tapi mengorbankan masyarakat. Jangan hanya membuat jalan jadi, kejar Mandalika (event) WSBK tapi mengorbankan masyarakat. Salah itu,” sambungnya kesal.
Katanya, apa yang terjadi dengan kondisi saat ini akan dicaritahu wakil rakyat. Meski lokasi kerusakannya itu akibat bencana banjir namun harus diinvestigasi apa yang sebetulanya yang terjadi. Jangan sampai salah dalam perencanaan.
“(Harusnya) ini airnya kemana harus dipikirkan perencanannya,” tegasnya.
Sementara itu angggota Komisi IV DPRD NTB, Ruslan Turmuzi mengatakan, memang benar bencana itu tidak bisa diprediksi tetapi secara teknis pengerjaan infrastruktur jalan itu harus berkualitas. Apalagi Mandalika melalui event WSBK belum lama ini telah dilihat oleh penduduk dunia hampir 1,6 miliar orang. Sehingga seharusnya seluruh pengerjannya betul-betul memiliki kwalitas tinggi.
“Lah ini memalukkan sekali. Jalan yang dibiayai APBN itu hanya (ditimpa) bencana ringan udah kayak gitu,” sesal politisi PDIP itu.
Ruslan terlihat menyesalkan pihak yang cenderung menyalahkan masyarakat yang melakukan pembongkaran jalan. Padahal apa yang dilakukan mereka itu untuk menyelamatkan jiwa mereka. Jika memang kwalitas pengerjaanya tidak bagus baiknya disampaikan saja ke publik daripada terkesan menyalahkan masyarakat itu sendiri.
“Ini harus dikonfirmasi ulang. Jangan karena kwalitas pengerjaannya rendah perencanaanya tidak bagus, masyarakat seolah olah disalahkan merusak fasilitas negara,” terangnya.
Kata Ruslan, Bypass BIL-Mandalika itu dibangun negara itu tentunya untuk jangka panjang. Artinya tidak hanya untuk kepentingan event event tertentu. Sehingga dunia pasti menyoroti seluruh infrasturkur lain yang ada.
“Ini baru beberapa bulan saja kwalitas jalannya sudah hancur,” katanya.
Jika kwalitas fisik penunjang Mandalika tidak maksimal. Bisa saja kwalitas pengerjaan lainnya juga menjadi tanda tanya dunia. Jalan Bypass BIL-Mandalika yang menelan biaya sebesar Rp 814 Miliar, belum 3 bulan sudah rusak parah. Bypass BIL-Mandalika sepanjang 17,3 Km tersebut akan meningkatkan jaringan jalan pada Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Mandalika-Lombok sekaligus mendukung konektivitas sirkuit MotoGP yang juga dibangun di kawasan Mandalika. Tujuannya untuk mempercewat jarak tampuh dari semula 1 Jam melalui jalur Sengkol menjadi 20 menit. (jho)
Ini dewannya nyinyir doang, belum tahu keadaan sebenarnya. Kualitasnya sudah bagus, yang belum beres hanya drainasenya. Kok yang jadi sorotan kualitas jalan???