KLU—Komisi Pemilihan Umum (KPU) mulai melakukan tahapan pencocokan dan penelitian (coklit) data pemilih untuk Pilkada 2024. Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih) mulai terjun ke lapangan.
Mengawali coklit pada Selasa (25/6), KPU Lombok Utara melakukan coklit ke sejumlah tokoh salah satunya Bupati Lombok Utara, Djohan Sjamsu dan bakal calon (balon) wakil Bupati Lombok Utara. Bersamaan dengan itu juga di Kecamatan Gangga, Pantarlih menyambangi kediaman Dr. Zaki Abdillah.
Usai melakukan coklit, Ketua KPU Lombok Utara, Nizamudin mengatakan bahwa hari pertama pelaksanaan coklit di Lombok Utara pihaknya turun langsung mendampingi dan memantau petugas Pantarlih yang melakukan coklit ke rumah warga, termasuk ke kediaman Bupati dan Bacalon Bupati Lombok Utara.
Dikatakannya bahwa di KLU terdapat sebanyak 510 Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada Pilkada 2024, dengan total Pantarlih yang ditugaskan yakni sebanyak 699 orang.
“Nantinya Pantarlih ini mulai bekerja dari 24 Juni hingga 24 Juli 2024 atau selama satu bulan untuk melakukan Coklit,” katanya.
Pihaknya yakin bahwa proses pencocokan data di Kecamatan Gangga berjalan lancar dan 100 persen masyarakat sudah didata.
“Seandainya ada yang kedapatan tidak melakukan Coklit, maka tentunya kami akan berikan teguran,” kata Nizam.
Sementara itu, Mantan Komisioner KPU Lombok Utara bagian Divisi Data yang juga merupakan Bacalon wakil Bupati Lombok Utara Dr Zaki Abdillah mengapresiasi kerja dari KPU Lombok Utara dan Pantarlih untuk dilakukan Coklit data dengan data terakhir yang akan digunakan pada Pilkada 2024.
“Tadi kita sudah menyerahkan dokumen seperti KK, KTP kemudian dicek kembali dan dicocokkan data-datanya,” kata Dr Zaki.
Dirinya berharap KPU Lombok Utara di tahun ini benar benar cermat dalam melakukan pencoklitan dan memastikan bahwa pemilih yang meninggal dunia tidak masuk daftar pemilih dan memastikan pemilih potensial yang genap berusia 17 tahun pada November nanti sudah terdaftar.
“Memang persoalan data ini sangat kompleks. Karena dari tahun ke tahun ketika Pemilu maupun Pilkada hanya itu saja persoalan yang sering terjadi. Orang hidup jadi mati, orang mati jadi hidup, orang tidak layak memilih jadi layak memilih,” ujarnya.
“Jadi, mudah-mudahan KPU memiliki data pemilih tetap yang semakin baik,” harapnya. (dhe)