IST/RADARMANDALIKA CEK : Anggota DPRD Loteng, M. Taufik Syamsuri saat mengecek kandang sapi.

Memulai jadi Ketua Remaja di Kampung

 

 

Nasib orang tidak ada yang tahu. Demikian M. Taufik Syamsuri yang saat ini menjadi anggota DPRD Lombok Tengah dari Fraksi Gerindra. Taufik sebelumnya pernah jadi tukang ojek dan jual bakso.

 

KHOTIM-LOMBOK TENGAH

 

PENAMPILAN M. Taufik Syamsuri mulai berbeda. Dulunya yang tidak pernah mengenakan jas rapi, duduk di kursi empuk. Sekarang dia rasakan langsung. Pria kelahiran Desa Jago, 18 Februari 1975 ini bisa duduk di kursi empuk wakil rakyat pasca pergantian antar waktu (PAW) dari Almarhum H. Muhdanrum, belum lama ini. Dia bisa menggantikan posisi almarhum berdasarkan keputusan partai dan perolehan suara pada Pileg di bawah Muhdanrum.

Tapi di balik itu semua, Taufik melalui banyak proses. Dulunya berangkat dari ketua remaja masjid di Lingkungan Tenganan Kelurahan Gonjak, Kecamatan Praya, tidak lama ditunjuk menjadi Ketua Dewan Masjid Kemakmuran Masjid lingkungan tempat tinggal. Seiring waktu berjalan, Taufik juga aktif di kepemudaan dan dipilih menjadi Ketua Karang Taruna Kelurahan Gonjak, pengurus KNPI menduduki jabatan wakil ketua.

Tapi dalam perjalanan itu semua, tidak semua mulus. Pada tahun 1996 silam dirinya pernah bekerja di salah satu hotel di kawasan Senggigi. Tahun 1996 ia pun memutuskan menikah dan berhenti bekerja di hotel.

“Karena tidak punya pekerjaan tetap, saya pernah jadi tukang ojek, jual bakso persis di pertigaan Tenganan,” ceritanya kepada radarmandalika.id.

 

Taufik mengaku mulai bangkit dan ada harapan untuk lebih baik pada tahun 2006, kebetulan mertuanya miliki toko kecil di Pasar Penaban dan membuka usaha untuk sang istri dengan jual sembako. Baru di sana dirasakan bangkitnya ekonomi keluarga. Perekonomian yang perlahan membaik, tiba-tiba took kecilnya itu diseruduk fuso pengangkut semen. Saat peristiwa mengakibatkan enam orang meninggal dunia dan tokonya rata dengan tanah.

 

“Waktu itu barang kios baru saja saya isi banyak, dan itu hasil angkat utang di bank, saya bingung mau nyetor pakai apa setelah ada kejadian itu. Karena sopir truk bersama kondekturnya tewas dan tidak dapat ganti rugi,” ceritanya.

 

Taufik di tengah keadaan bingung dan tidak tahu mau berbuat apa. Akhirnya pada tahun yang sama, dia mendapat kontrak menjadi mitra PLN hingga 2019. Di sana diakuinya perekonomian bangkit dan dapat melunasi utang termasuk bisa memberdayakan warga sekitar.

“Tahun 2016 saya mulai aktif di Gerindra menjadi ketua pimpinan anak cabang Kecamatan Praya sampai 2021. Sementara tahun 2022 sekarang wakil sekretaris DPD Gerindra NTB,” ungkapnya.

 

Diceritakan Taufik, pada pencalegan tahun 2019 itu, dia tergerak hati untuk maju karena dorongan masyarakat di desa kelahirannya. “Saya termotivasi karen paman saya pernah menjadi Dewan 3 periode di era Pak Harto dulu. Saya berharap dapat meneruskan,” katanya.

Sementara hasil Pileg saat itu tidak menjadi dirinya anggota dewan, partai kemudian mengangkat dia menjadi tenaga ahli HBK anggota DPR RI. Kemudian mulai bergerak di HBK Peduli dan sebagai Ketua HBK Peduli Loteng.

“Rencana kedepan setiap lingkungan saya akan buat kandang kambing. Bermitra dengan perbankan dan jaringan pasar sudah saya siapkan, saya akan branding kampung kambing,” wacana Taufik.(*)

 

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 368

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *