Ada Hikmah di Balik Covid-19, Kini Omzet Puluhan Juta
Pandemic covid-19 awalnya berhasil melumpuhkan usaha banyak orang. Kendati demikian justru ada hikmah di balik itu semua. Lalu Surya Bakti pengrajin batok kelapa di Desa Bonder, Kecamatan Praya Barat justru meraup untung besar.
MUH. JAYADI-LOMBOK TENGAH
NAMA Lalu Surya Bakti cukup dikenal di Desa Bonder, Kecamatan Praya Barat. Selain menjadi seorang tokoh, dia juga menduduki jabatan sebagai kepala dusun di Dusun Buntimba. Tapi di balik posisi menjadi orang penting di dusun, tidak membuatnya gengsi untuk menjalankan usaha di masa pandemi.
Usaha apa? setidaknya empat bulan berjalan sang kadus ini menjadi seorang pengrajin yang bisa dibilang sukses. Ia menyulap limbah kelapa atau batok kelapa menjadi uang dengan cara membuat kendi, teko, gelas, lampu hias, asbak dan berbagai jenis kerajinan lainnya. Semua hasil tangannya itu kini tetap dipajang dan terlihat centik.
Bahan baku hasil kerajinan tangan ini dia biasa peroleh saat momen begawe (acara hajatan, red). Selain itu mencari di kebun milik warga sekitar. Hasil kerajinan tangan ini muncul saat momen serba sulit, pada saat virus menular menyebar di tanah air, termasuk Kabupaten Lombok Tengah. Ia pun berpikir bagaimana bisa memperoleh uang diliar honor menjadi seorang kadus.
“Dari situ sudah kita memulai,” ungkapnya kepada media.
Diklaimnya, kendati usaha ini belum lama ini digeluti namun omzet per bulan tembus puluhan juta. Sementara modal yang dikeluarkan tak seberapa.”Modal kecil, ini limbah kelapa jadi bahan bakunya,” tuturnya.
Lalu Surya Bakti menceritakan juga, selama empat bulan memulai ini dirinya pun berpikir jauh. Termasuk dengan membuat ijin usaha dan nama perusahaan ‘Surya Mandiri’.
Diceritakannya juga, awal sang kadus membuat lampu hias, namun karena melihat peluang kemudian dirinya membuat kendi dan teko. Bahan- bahan yang digunakan untuk membuat kerajinan ini memang ia dapatkan dari limbah yang berada di lokasi sekitar. Diakuinya di kampung tempat tinggal warga banyak begawe yang membutuhkan banyak kelapa.
Selain batok kelapa, begitu juga limbah kedebong (pohon pisang) dia manfaatkan untuk membuat tali dalam setiap hasil kerajinan tangan. Sehingga apa yang dia lakukan saat ini berdampak ekonomi. “Penjualan kita alhamdulilah sangat lancar, meski pembelinya masih lokal,” ungkap bapak tiga anak itu.(*)