Berkat Berjualan Lontong, Ekonomi Keluarga Perlahan Membaik
Sebanyak 1.900 KPM PKH di Lombok Barat mundur sebagai penerima bantuan. Jumasnah salah satunya. Ia pun berbagi kisahnya hingga bisa mandiri.
WINDY DHARMA-LOMBOK BARAT
PAGI kemarin, Jumasnah tampak mendatangi Bencingah Agung Kantor Bupati Lombok Barat (Lobar). Mengenakan baju berwarna hitam dengan jilbab pink dan masker menutup sebagian wajahnya, wanita asal Lembar itu duduk disalah satu kursi yang sudah disediakan. Di sekelilingnya terlihat beberapa wanita lain yang duduk dengan tenangnya. Hingga datanglah Bupati Lobar H Fauzan Khalid bersama Kepala Dinas Sosial.
Hari itu, menjadi hari penting bagi Jumasnah dan 1.900 warga Lobar yang masuk dalam Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH). Karena terhitung hari itu, ia mundur sebagai penerima bantuan social. Lantaran merasa sudah mampu mandiri bebas dari kemiskinan. Bahkan ia menerima penghargaan KPM Graduasi Mandiri. Ditandai dengan kalungan medali oleh Bupati Lobar H Fauzan Khalid.
Ia pun sedikit menceritakan kisahnya yang berhasil graduasi. Berawal dari 2010 lalu, ia menjadi peserta PKH. Selama 10 tahun ia bersama keluarganya berjuang agar perekonomian keluarga membaik. Disamping adanya bantuan dari program pemerintah itu.
Selama itu ia membuka usaha untuk memperbaiki ekonomi keluarga dengan berjualan lontong. Meski hanya lontong, namun usahanya itu justru berhasil. Perlahan ekonomi keluarganya membaik. Bahkan dari usaha itu ketiga anaknya bisa disekolahkan hingga SMK.
“Satu masih SD, ada juga yang SMP, yang paling besar sekolah di SMK. Alhamdulillah,” ujar wanita ini.
Ia semakin bersyukur dengan pekerjaan suami yang menjadi penjaga malam di salah satu kantor Pemkab Lobar. Disamping menjadi kuli bangunan. Keluarganya bisa memperoleh uang hingga sekitar Rp 1,75 juta. Jumlah itu pun dirasa cukup bagi keluarganya. “Setelah kami merasa sudah bisa mencukupi kebutuhan keseharian dan kebutuhan lainnya. Akhirnya kami memutuskan untuk mengajukan graduasi, sehingga bantuan PKH dapat diberikan kepada keluarga yang lebih membutuhkan atau kepada keluarga yang kurang mampu,” ujar Jumasnah.
Dia berharap setelah keluar dari KPM PKH ada bantuan stimulus untuk menambah modal usahanya. Hingga ia bisa mengembangkan usahanya.
Bupati Lobar H Fauzan Khalid mengapresiasi inisiatif dan kesadaran diri para KPM yang memilih mundur. Ia pun meminta Dinas Sosial (Disos) segera berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dan Dinas Koperasi, agar para KPM yang sudah graduasi mandiri diakomodir dengan program kedua dinas tersebut. “Setelah mereka digraduasi secara bertahap dan bergiliran ada pembinaan lanjutan dari Dinas Koperasi dan Dinas Perdagangan,” jelasnya.
Sementara itu Kepala Dinsos Lobar, Lalu Martajaya mengaku peserta ini keluar atas keinginan dan kesadaran secara ikhlas tanpa ada tekanan. Sehingga nantinya diberikan kesempatan kepada peserta lain yang membutuhkan. “Secara ekonomi mereka sudah stabil, setelah ini peran kami di Dinas Sosial akan berkoordinasi bersama Dinas Koperasi dan Dinas Perdagangan kalau ada Kelompok Usaha Bersama (KUBE) yang kita berikan,” imbuhnya.
Jumlah KPM yang menyatakan diri mundur sampai dengan minggu pertama bulan Desember 2020 terus meningkat mencapai 1.901 keluarga. Jumlah ini terus mengalami progres hingga hari ini. “Artinya mereka sudah keluar dari program PKH secara otomatis. Mereka ini sudah merasa sejahtera mandiri dan sudah tidak tergantung pada program pemerintah,” katanya.
Disebutnya, KPM yang digraduasi berasal dari empat kecamatan. Terdiri dari Kecamatan Sekotong 43 KPM, Lembar 1.267 KPM, Gerung 368 KPM dan Narmada 72 KPM. (*)