WINDY DHARMA/RADAR MANDALIKA BERDIRI: Bangunan Masjid Namira Narmada bergaya arsitektur modern berada di perbatasan tiga desa.

Dari Musala jadi Masjid Bergaya Modern, Habiskan 1 Miliar

 

 

Pemerintah Kecamatan Narmada baru saja meresmikan Masjid Namira Narmada yang lokasinya strategis di tengah perbatasan tiga desa. Dibalik berdirinya masjid berasitektur modern itu terdapat kisah yang cukup menyentuh.

 

WINDY DHARMA-LOMBOK BARAT

 

BERUKURAN sedang dengan arsitektur modern menjadi khas Masjid Namira Narmada, Lombok Barat ini. Berdiri di atas lahan 7 are, bangunan masjid 12×14 meter persegi itu memiliki dua tempat wudu.

Letaknya  strategis ditungu perbatasan tiga desa. Serta diseberang gedung Taman Seni Budaya Narmada. Membuat masjid itu sangat mudah ditemukan. Sekarang, masjid itu sudah bisa digunakan untuk ibadah berjamaah, setelah diresmikan Bupati Lombok Barat (Lobar), H. Fauzan, Kamis (1/12). Kepengurusan masjid itupun sudah dibentuk termasuk marbot. Sehingga masyarakat muslim yang kebetulan lewat bisa mampir dan singgah menunaikan ibadah salat ketika waktunya. Karena lokasinya yang strategis di jalur menuju lokasi wisata di Narmada tentu membantu para pelancong yang tak ingin ketinggalan salat berjamaah.

Di balik pembangunan masjid itu terdapat sepengal cerita yang bermakna bagi Camat Narmada, M Busyairi.

“Jadi  nama Masjid Namira itu kepanjangan dari Narmada Aman, Indah dan Rapi,” kata Busyairi, Kamis kemarin.

Ia masih terus bersyukur,  niat baiknya memerbaiki tempat ibadah itu dipermudah Allah dengan dipertemukab donatur yang bagitu baik. Sebab seluruh bahan hingga pembangunan didanani oleh donatur itu.

Berawal dari keperihatinannya atas bangunan yang dulunya sebuah musala. Bangunan musala yang sudah ada sejak 1977 itu kondinya tak memiliki jendela dan plafon. Banguna kecil itu terbilang kumuh dan kurang layak. Selain itu kondisinya kotor sehingga jarang disinggahi.

Keperihatinan atas kondisi tempat ibadah itu yang mengetuk hati camat. Didalam dirinya, ia ingin selain bisa bermanfaat bagi masyarakat juga pada agamanya. Dirinya lantas berniat merehap bangunan dan mulai mencari donatur untuk membantu niatnya itu.

“Alhamdulillah kita dipertemukan dengan donatur, beliau semua yang mendanai dan membangun,” bebernya.

Donatur itu lantas menyarankan untuk menjadikan musalah itu menjadi masjid. Mulai dikerjakan awal maret 2022 lalu, pembangunannya melibatkan seorang arsitek dari Jakarta. Menelan anggaran mencapai 1 miliar lebih. Bahannya pun yang dipergunakan sangat berkualitas. Bahkan untuk kubahnya dipesan langsung dari pengrajin di Surabaya.

“Pembangunannya selesai Oktober kemarin, dan diserah terimakan dari donatur kepada pemerintah kecamatan untuk dikelola dan diresmikan hari ini 1 Desember,” jelasnya.

Busyairi berharap masjid itu tak sepi dari masyatakat yang beribadah. Terlebih lokasinya yang strategis berada di tugu perbatasan Desa Nyurlembang, Desa Narmada dan Lembuak. Bahkan wisawatan bisa singgah salat ketika waktu azan berkumandang.

“Siapapun warga maupun musafir yang ingin datang ibadah silakan ini terbuka untuk umum,” katanya.(*)

 

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 750

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *