MATARAM – Sebanyak 101 kepala sekolah (Kasek) dirombak Gubernur NTB, Zulkieflimansyah, kemarin. Mutasi besar-besaran pertama kali dilakukan Zul-Rohmi khusus di jajaran kepala sekolah baik SMA, SMK dan SLB.
Dari 101 kepala sekolah yang digeser, terdiri dari 67 Kasek dimutasi, 34 orang dipromosikan (Kasek baru). Lima dari Kasek itu menjadi pengawas pada Dikbud kabupaten Lombok Tengah. Lebih parah lagi 17 Kasek di jadikan guru biasa. Selanjutnya 100 KTU SMAN/SMKN terdiri dari 35 dirotasi dan 65 dipromosikan. Terakhir dari 54 pengawas sekolah ada 51 yang juga dipromosikan. Dalam pengambilan sumpah jabatan tersebut, ada tiga pejabat di widyaswarakan atau pejabat fungsional.
Gubernur NTB, Zulkieflimanyah meminta Kasek agar tidak menjadi ‘raja kecil’ di tempat kerjanya. Merasa lebih tinggi dari yang lain. Kasek harus bisa menjadi orang tua sekaligus menjadi teman bagi sesama guru dan siswa.”Jangan bertindak sebagai raja kecil. Harus bersahaja,” tegas Zulkiefli di Mataram kemarin.
Zul mengatakan, kalau ada yang belum dilantik, harus sabar menunggu karena harus melalui pertimbangan kemudian mendengar masukan dari masyarakat. Jangan sampai ada oknum yang rela membayar demi ingin menjabat kepala sekolah.
“Mutasi ini melalui proses dan ada standar penilaian tersistem yang sangat bagus, kalau tidak punya sistem maka, dunia pendidikan ini akan menderita sehingga perlu di ingatkan,” katanya.
Terkait yang dikembalikan jadi guru, Zul justru meminta media menanyakan langsung ke Plt Dikbud NTB, Aidi Furqan. Gubernur yakin Dikbud memiliki standar penilaian tersendiri.”Plt-nya ditanya. Masak Sola teknis semua harus saya jawab,” kata Zul sembari tersenyum.
Zul menyinggung sekolah yang rawan dipolitisasi, apalagi ketiak mendekari Pilkada. Zul mengatakan semua Kasek perlu diingatkan.”Harus diingatkan,” katanya.
Dalam sambutannya, gubernur turut menyampaikan harapan agar Visi Misi NTB Gemilang dapat dipahami oleh seluruh pejabat yang baru dilantik. “Setahun lebih, kami mengemban amanah dengan Visi Misi NTB Gemilang. Ini adalah ekspresi dari baldatun toyyibatun wa rabbun ghafur. Negeri dimana hadir ketenangan, keberkahan oleh Allah SWT,” jelas Zul.
“Hancur pendidikan kita, jika memilih kepala sekolah berdasarkan like or dislike. Kita punya standar dan professional untuk menjadi kepala sekolah. Ini yang paling penting, profesionalisme,” tambah Zul.(jho/r1)