PRAYA – Persoalan petani, peternak yang selalu merugi serta kondisi kemiskinan, pengangguran tinggi serta infrastruktur yang masih belum memadai di Lombok Tengah menjadi alasan kuat HL Hadrian Irfani maju menjadi Caleg PKB untuk DPR RI Dapil NTB II Pulau Lombok untuk berjuang merebut kursi Senayan.
Selasa (12/12), HL Hadrian Irfani melakukan silaturrahmi bersama masyarakat di Dusun Sape, Desa Kabul, Kecamatan Praya Barat Daya, Lombok Tengah. Hal ini dilakukan dalam rangka Suntuk berkenalan dan mendengarkan keluh kesah masyarakat kepada pemerintah.
Kegiatan tersebut dihadiri sejumlah desa yaitu perwakilan Desa Montong Ajan, Desa Montong Sapah, Desa Pandan Indah, Desa Kabul, Desa Pelambek dan juga desa sekitar yang jauh dari Pusat Pemerintahan di Lombok Tengah, yang sangat membutuhkan perhatian serius kedepannya.
Politisi yang juga Ketua DPW PKB Provinsi NTB itu menyampaikan, selama ini PKB selalu meraih kursi untuk DPR RI di Dapil NTB II (Pulau Lombok) namun anggota DPR RI yang terpilih itu bukan dari Lombok. Dan hajatan PKB di Pemilu 2024 ini anggota DPR RI Fraksi PKB yang terpilih nantinya diharapkan merupakan kader asli orang Lombok.
“Dimana saya saat ini sedang menjabat anggota DPRD provinsi NTB, kemudian kalau masyarakat punya Dewan RI maka akan mudah menyampaikan aspirasi hingga diperjuangkan di Jakarta, Kalau masyarakat kompak mendukung saya maka akan banyak pembinaan program yang akan digelontorkan nantinya,” ungkap Anggota DPRD Provinsi NTB itu.
Ia membenerkan, dari jumlah 8 orang anggota DPR RI Dapil NTB II saat ini, satupun tidak ada yang berasal dari Lombok Tengah. Dimana 4 dari Lombok Timur, 1 orang luar daerah, 1 dari Lobar, 1 lagi yang belum lama ini meninggal dunia dari luar daerah. Dan ini sudah terjadi beberapa periode, belum ada putra asli Lombok Tengah yang duduk di Kursi DPR-RI di Senayan. Dan ini sudah hampir 25 tahun Loteng tanpa DPRI.
Padahal ia menyatakan secara kualitas dan intelektualitas ia menyatakan bayak para tokoh di Loteng yang mumpuni untuk didorong dan didukung termasuk dirinya hari ini.
“Maka saat ini marilah kita cetak sejarah Loteng harus ada DPR RI, kalau dari Loteng Dewannya maka akan banyak program, dan kalau saya duduk di DPR RI maka akan saya prioritaskan Loteng dalam program kedepannya. Seperti Kalau di Lotim punya DPR RI gang kecil sudah pakai hotmix memperjuangkan program itu baik desa dan dusun, Kalaupun selama ini ada yang turun program ke Loteng maka itu hanya sekedar saja,”ungkapnya.
Adapun yang ia serap dalam silaturrahmi kali ini ia menyatakan beberapa persoalan petani, peternak, dan soal infrastruktur yang dikeluhkan masyarakat. Dimana pada awalnya saat ia menjabat sebagai ketua Komisi II DPRD Provinsi NTB merupakan sekornya, diamana sampai sekarang belum dapat dipecahkan oleh pemerintah persoalan pupuk subsidi yang terbatas dan langam.
“Kita sudah berusaha kerjasama dengan Polda NTB mencari penimbun pupuk subsidi tapi gak dapat juga, kemudian kami siasati dengan cara lain mengecek penerima, khusus loteng banyak belum dirubah yakni kelompok taninya.Bagi petani tergabung dalam kelompok itu yang dialokasikan,” paparnya.
Yang menjadi temuannya yakni soal data yang diusulkan banyak yang tidak aktif kelompok taninya, tapi namun tidak dilaporkan Dinas dan masih terus mendapatkan distribusi pupum. Dan hal ini berpengaruh pada pupuk yang tidak tertebus dan berisa dan dikembalikan ke kementrian.
Karena data yang tidak ada update terbaru, dan ada sisaa maka yang dikembalikan itu dialihkan ke daerah lain, dan dianggap tidak butuh oleh Pemerintah Pusat Loteng ini.
Kemudian banyak juga data sawah yang belum dirubah terkait soal lokasi sawah yang beralih fungsi menjadi perumahan.
“Dengan pengalaman DPRD provinsi, dan jika saya duduk di DPR RI akan memperjuangkan pupuk subsidi ini, dan harga jual hasil akan diperjuangkan. Jadi jangan hanya tengkulak yang untung dan petani buntung,” tegasnya.(tim)