FENDI/RADARMANDALIKA.ID SERIUS: Rapat koordinasi suplayer dan para agen Brilink, Rabu (06/01).

LOTIM – Intruksi Bupati Lombok Timur untuk menjadikan BUMDES sebagai suplayer masih menjadi polemik di masyarakat. Pasalnya, BUMDES selama ini terus mengalami kemunduran miskipun sudah mendapat suntikan dana dari DD.

“Kebanyakan desa membuat BUMDES simpan pinjam, tetapi sasarannya tidak tepat yang berujung konflik,” ungkap Ketua Asosiasi UMKM Lombok Timur, H. Fahrurrozi kepada Radarmandalika.id, Rabu (06/01).

Kondisi ini menurut dia membuat BUMDES saat ini belum secara maskimal dapat melakukan aktivitasnya. Terlebih dengan diberikannya beban untuk menjadi Suplayer Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) justru akan membuat BUMDES semakin kewalahan.

Dia juga menilai, jika suntikan dana sebesar 50 juta dari Bupati Lombok Timur untuk 20 BUMDES tersebut belum mampu untuk memenuhi kebutuhan KPM dalam satu desa tersebut.

“Misalnya saja satu desa itu 1000 KM, itu misalnya saja untuk komoditas beras butuh 100 juta untuk pengadaanya,” jelasnya.

Sementara soal intruksi Bupati beberapa waktu lalu, pihaknya tetap optimis dan mendorong hal tersebut namun harus dengan mekanisme dan ketentuan yang jelas. Sehingga prinsif 6 T tersebut dapat terlaksana dengan baik.

“Kita mendorong, cuma sampai saat ini pak Bupati belum mendiskusikan formula yang dibangun,” sentinya.

Sebagai suplayer, dia juga mengaku sering mengalami ancaman dan pemutusan secara sepihak yang mengatas namakan intruksi Bupati.

“Kami sudah menerima surat- surat dari desa pemutusan secara sepihak,” bebernya.

Hal serupa juga terjadi kepada para agen, dimana mereka dipaksa untuk melakukan perjanjian kerjasama dengan Bumdes tertentu lagi- lagi mengatasnamakan intruksi Bupati. “Kecuali dengan ancaman- ancaman, dan itu yang terjadi sekarang dan itu tidakboleh sebenarnya,” kata dia.

Sementara itu, Ketua Paguyuban Agen BRI-Link, Zainal Abidin mengaku merasa kebingungan dengan kebijkan yang ada. Dilemma ini dia rasakan karena selalu mendapat desakan dari BUMDES untuk melakukan kerjasama.

“Itu sangat membingunkan kami, kami sangat bingung, semua mengatas namakan intruski Bupati,” katanya.(ndi)

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *