Warga Ramai Berziarah Makam TGH. M MUHAMMAD SALEH BIN SAYYID ANWAR
Warga di sekitar Bendungan Batujai dibuat gempar. Gara-gara ditemukan makam di tengah bendungan. Konon ceritanya, ini makam wali. Sementara warga pun datang berbondong-bondong ziarah ke makam tersebut. Sampai-sampai warga dari luar Lombok Tengah yakni, Lombok Timur juga turut berdatangan.
BAIQ NURIYAM-LOMBOK TENGAH
CERITA ini awalnya gempar di jaringan media sosial facebook. Terlihat di salah satu postingan facebook, kerumunan warga di tengah Bendungan Batujai dengan kondisi air yang tengah menipis.
Warga terlihat di lokasi memboyong keluarganya. Ada terlihat sedang menggelar zikir dan doa di sekitar makam yang ditemukan lengkap dengan batu nisannya. Dalam postingan ini, satu persatu warganet komentar. Mereka banyak mengeluarkan pertanyaan kepada si pemilik akun facebook. Hal ini kemudian mengundang rasa penasaran warganet. Postingan tersebut kemudian jadi buah bibir, sehingga warga sampai luar Lombok Tengah datang ke lokasi untuk berziarah.
Selanjutnya, informasi ini membuat wartawan Radar Mandalika mencari tahu cerita penemuan makam wali tersebut. Informasi yang diserap di lapangan, makam ini pertama diketahui warga sekitar bendungan. Tepatnya warga Kampung Tiwu Lekong Kelurahan Prapen, Kecamatan Praya Lombok Tengah.
Kepada wartawan koran ini, tokoh agama, H. Akhmad Fatoni menceritakan, dari cerita Alm. TGH. M. Najamudin Makmun yang di teruskan ke TGH. M. Usman Najamudin konon usia makam ini kurang lebih 500 tahun . Sebelum ada Bendungan Batujai. Dulu katanya, bendungan ini tempat pemukiman warga dan ada tempat pemakaman umum (TPU). Tapi karena ada peluasan bendungan, warga direlokasi ke barat. Sementara makam tidak bisa dilakukan pemindahan.
“dan sebenarnya dari dulu sudah sering makam tersebut di ziarahi oleh tokoh-tokoh agama di praya seperti Alm. TGH. M. Najamudin Makmun Dan Tuan Guru Lopan yang sampai saat ini seorang tokoh agama di Tiwu Lekong yakni USD. H. Abdul Majid dan Salim merupakan saksidan sering ikut ketika diziarahi dulu sebelum kampung yang beraada di area genangan bendungan batujai dulu di relokasi tahun 1973 .”
Dia menambahkan, sebelumnya Alm.TGH.M. Najamudin Makmun pernah di tawari untuk memperbaiki makam tersebut dan memberikan tanda sebelum perelokasian pemukiman penduduk Tiwu Lekong dulu akan tetapi beliau mengatakan jangan, sehingga dulu hanya dipagari menggunakan bambu.
Seiring berjalanya waktu di bukalah pembahasan mengenai keberadaan makam tersebut oleh TGH. Usman Najamudin dalam hal membuka kembali ziarah makam yang telah dilakukan oleh ayahandanya Alm. TGH. M. Najamudin Makmun, maka di mufakatkanlah dengan tokoh – tokoh dan saksi-saksi hidup yang berada di wilayah Kampung Tiwu Lekong karena kondisi air sungai mulai mengering dan makam sudah mulai terlihan dan bersepakat dengan berbagi tokoh di wilayah sekitar untuk berziarah makam dan memberikan penjelasan nampak tilas tentang makam supaya masyarakat mengetahuinya.
H. Ahmad Fatoni berharap, ke depannya makam ini bisa lebih diperhatikan baik lagi oleh pemerintah kelurahan kecamatan bahkan kabupaten. Sebab ini termasuk sesuatu yang bersejarah bagi masyarakat dan bisa diartikan ini merupakan sebuah keberuntungan. “Jarang sekali ada seperti ini, dan itu ada wilayah tertentu bisa ditempati oleh orang-orang Soleh,” tuturnya.
Ditambahkan salah satu tokoh masyarakat setempat, Selamat Riadi mengatakan, pengunjung dari awal berdatangan berziarah ke makam ini. Warga datang dari pagi sampai sore hari.”Dari Lombok Timur juga ada yang datang,” sambungnya.
Selamat berharap ada tindaklanjut dari pemerintah atau pihak terkait soal keberadaan makam wali ini. “Jangan sampai hanya diresmikan saja terus ditinggalkan,” katanya nyindir.
Selamat menambahkan, ke depan pihaknya bersama warga akan menata keberadaan makam wali itu menjadi lebih bagus dan berusaha untuk bisa dikunjungi warga untuk ziarah. Termasuk akan membuka akses jalan, dirikan berugak sebagai simbol dan antisipasi ketika suatu saat air bendungan naik. Berdasarkan letak geografis, letak kuburan memang berada di dataran tinggi, sehingga air bendungan sampai menutupi seluruh pemakaman.”dan ini Bisa kita jadikan sebagai lokasi wisata religi,” sebut Selamat.(*)
Radar Mandalike harus oro aktif ikut
Memantau virus corona covid 19,lebih lebih diizinkan nya penumpang kapal pesiar Asing menyandar di pekabuhan Lembar serta para penumpang nya bebas jalan jalan
Keliling di kawasan wisata Lombok.
itu adalah makam Midas, makam kami punya leluhur ada disitu .