LOTIM – Kepulangan Eva Yolanda ke kampung halaman di Dusun Lando, Desa Lando, Kecamatan Terara Lombok Timur (Lotim) masih menjadi bahan perbincangan banyak pihak. Gara-garanya, kedatangan Eva memicu kerumunan warga. Padahal pemerintah bahkan Kapolri sudah melarang adanya kegiatan yang mengundang warga berkumpul untuk mencegah penyebaran virus Corona.
Atas kejadian itu, kemarin, ayah dan relawan Eva meminta maaf pada publik Lotim. Setelah dipanggil Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Diseases (Covid-19) di Pendopo Bupati Lotim. “Kami minta maaf pada semua pihak, semua itu terjadi tidak terencana,” ucap Badrun, ayah Eva Yolanda di depan awak media.
Saat kepulangan Eva disebutnya, tidak ada rencana mengumpulkan massa. Kalaupun akhirnya warga berkumpul, itu sifatnya spontan. Ia menyadari jika pulangnya Eva dari Jakarta langsung disorot masyarakat. Apalagi ditengah upaya pemerintah dan masyarakat yang sedang menghadapi Covid-19.
Menurutnya, berkumpulnya masyarakat itu mungkin sebagai bentuk rasa sayang dan cinta terhadap Eva sebagai duta NTB dan daerah.
Sementara Ketua Relawan Eva Yolanda, Saparudin, menuturkan, dua hari lalu di penampilan terakhir eva tersenggol atau tereliminasi. Keesokan harinya semua relawan berkumpul melakukan evaluasi dan memberikan semangat pada Eva. Saat evaluasi itu, orang tua Eva juga ikut dan menyampaikan jika putrinya akan pulang pada Minggu (5/4) sore. Sembari menunjukkan tiket pesawat.
Saat pembahasan teknis penjemputan, ia melibatkan Kepala Desa Lando hingga RT setempat. Disepakati, tidak ada penjemputan massal dari rumahnya. Hanya delapan orang relawan inti yang menemani kedua orang tua Eva untuk menjemput. Pihaknya juga sepakat bagi tugas. Kades melakukan koordinasi dan komunikasi dengan pihak keamanan yakni Polsek Terara. Termasuk koordinasi dengan pemerintah Kecamatan Terara. Pihak Polsek dan Kecamatan Terara dalam penyampaian Kades, mengaku siap memantau.
“Kami waktu itu, tetap imbau tidak ada kerumunan massa. Makanya kami sepakat, menjemput dengan jumlah yang terbatas,” jelasnya.
“Kami juga minta Kades, Kadus dan RT, memastikan bahwa bisa mengendalikan masyarakat untuk tidak berkumpul menyambut Eva,” tambah Saparudin.
Tak disangka, warga sudah berkumpul. Sehingga mobil tak bisa masuk langsung ke rumah Eva, melainkan harus jalan sekitar 200 meter. Sehingga masyarakat semakin banyak berkumpul. Melihat kerumunan itu, Eva sempat diamankan ke rumah warga yang ada di pinggir jalan. Tetapi antusias dan desakan warga meminta Eva keluar menyampaikan sepatah dua patah kata. Eva pun memenuhi permintaan masyarakat. “Saya berusaha persingkat waktu. Setelah itu masuk gang rumah, dan tidak ada kerumunan lagi. Apa yang terjadi sekarang ini, membuat masyarakat terganggu dan bermunculan statemen kurang positif pada pemerintah. Kami atasnama keluarga minta maaf,” tegasnya seraya mengakui masalah ini terjadi atas kelemahannya.
Bicara prosedur penanganan Covid-19 lanjutnya, Eva telah mengikuti prosedur yang telah ditetapkan. Mulai dari pemeriksaan kesehatan di bandara, hingga pemeriksaan kembali di posko induk gugus tugas. “Jadi, apa prosedur pemeriksaan kesehatan sudah dilalui,” ujarnya.
Kepala Desa Lando, Zainal Hamdi, membenarkan, koordinasi Polsek kaitan dengan kedatangan Eva, telah dilakukan. Demikian juga penyambutan tidak melibatkan banyak orang. Sehingga hanya beberapa orang yang hadir menjemput. “Sebelumnya kami sudah mewanti-wantu, tapi apa yang terjadi di lapangan justru berbeda,” pungkasnya. (fa’i/r3)