PRAYA – Harapan warga untuk bisa menunjukkan sikap protes kepada Presiden kandas. Pasalnya, sebelum kedatangan presiden di Bundaran Songgong pada Kamis pekan lalu, aparat penegak hukum menurunkan secara paksa spanduk yang dipasang warga.
“Sempat kita cegah, APH melakukan penurunan paksa, kita tidak mau berurusan dengan APH,” jelas Dedi Irawan perwakilan warga Dusun Songgong, Desa Sukadana, Kecamatan Pujut pada Radar Mandalika, kemarin.
Sebelum diturunkan jelasnya, pihak kepolisian dalam hal ini Kapolres bersama Dandim Lombok Tengah menjamin akan membantu warga dalam menyelesaikan persoalan musala tersebut. Namun pihaknya sayangkan sampai dengan saat ini tidak lanjut dari janji kepolisian tersebut masih belum ada realisasi.
“Berjanji saya akan prioritaskan ini, kita menunggu tidak lanjut janji Kapolres, “ ungkapnya.
Dia juga menjelaskan, dalam proses penurunan tersebut hanya APH saja yang terlibat, namun pihak ITDC tidak ada yang terlibat dan memberikan kepastian kepada masyarakat terkiat penyelesaian ganti rugi tersebut.
Warga sebutnya, seolah-olah dipermainkan dengan sikap pihak ITDC yang tidak mau tahu persoalan fasilitas umum masyarakat tersebut.
Sehingga pihaknya meminta agar permasalahan ini dapat segera diselesaikan. Sebab dalam waktu dekat akan datang bulan puasa dan juga musala ini dibutuhkan sebagai sarana untuk mengaji para anak- anak yang ada di dusun tersebut.
“Anak-anak ini sudah lama libur ngaji, ini sangat dibutuhkan segera, pihak ITDC harus tanggung jawab,” tegasnya.
Berdasarkan poin dalam surat perjanjian yang sempat ditandatangai oleh pihak ITDC, masyarakat, pemerintah kabupaten, pemerintah kecamatan dan juga pemerintah desa, sudah jelas digambarkan bahwa pihak ITDC sudah menerima uang ganti rugi terhadap musala tersebut.
Saat ini musala tersebut masih diguanakan untuk salat oleh pengendara yang lalu lalang di Bundaran Songgong. Namun untuk warga melakukan perbaikan ataupun perawatan masih belum berani dilakukan lantaran nantinya ditakutkan setelah direnovasi warga kembali diakui oleh pihak ITDC.
“Kita mau renovasi yang sekarang juga ragu karena takutnya nanti dibutuhkan lagi oleh pihak pengembang,” tandasnya. (ndi)