LOTIM – Pemerintah pusat hingga daerah tidak lepas dari belenggu utang. Kebanyakan utang itu digunakan untuk membiayai pembangunan infrastruktur atau pun untuk yang sifatnya konsumtif. Terkait hal itu, mantan Bupati Lombok Timur (Lotim), H Moch Ali Bin Dachlan menilai, daerah yang banyak berutang dapat mengakibatkan pertumbuhan ekonomi akan menurun.
“Menganut teori pertumbuhan secara umum di dunia, daerah yang berutang selain mengakibatkan pertumbuhan ekonomi menurun, jumlah orang miskin juga akan bertambah,” katanya.
Menurut Ali BD sapaan akrabnya, jika pemerintah memiliki utang, pastinya sebagian besar anggaran itu nantinya akan habis dipakai hanya untuk membayar utang. Sehingga volume kegiatan pembangunan akan ikut berkurang. Apalagi sambung mantan bupati dua periode ini, kalau berutang itu terjadi secara terus menerus dan berlangsung selama bertahun-tahun, dapat diperkirakan orang miskin dan pengangguran akan terus bertambah. Sebab angka pertumbuhan itu digerus oleh pembayaran utang, ditambah minimnya volume pembangunan.
Terkecuali secara teori makro, utang-utang itu dalam bentuk investasi, tentu aman terjadi perputaran dan menyerap tenaga kerja. Maksudnya, pemerintah berutang pada pihak bank atau lainnya untuk membangun pabrik perusahaan daerah atau pun digunakan penyertaan modal, jelas utang itu akan berputar memberikan hasil, menyerap tenaga kerja dan memiliki produktivitas. Namun jika berutang untuk perusahaan daerah yang sakit, sama artinya membuang uang ke laut. Berbeda jika berutang untuk perusahaan yang sehat.
“Berutang yang sifatnya konsumtif itu salah. Paling bagus, khususnya pemerintah daerah jangan berutang,” pungkasnya. (fa’i/r3)